MATA INDONESIA, JAKARTA-Ekosistem atau holding ultra mikro yang saat ini dirancang pemerintah diharapkan dapat mendorong pembiayaan yang lebih efisien dan bisa memberikan bunga kredit yang lebih rendah.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto.
“Ketika ini mau dilakukan, catatan utamanya yang menjadi garansi bagi pelaku usaha adalah bisa mengakses kredit UMKM dengan bunga yang lebih rendah,” ujarnya, Senin 10 Mei 2021.
Adapun kini, bunga kredit untuk UMKM Indonesia berkisar 10 persen dan jauh melampaui bunga kredit UMKM di China dan Korea Selatan yang hanya lima dan empat persen. Tingginya bunga kredit tersebut berdampak pada daya saing karena overhead cost-nya akan jauh lebih mahal.
“Upaya untuk mendorong bunga jauh lebih rendah itu sangat penting. Dan ide pemerintah mendapat sambutan baik di kalangan UMKM karena menjanjikan dan kalau ada ekosistem ultra mikro, bunga harusnya diturunkan,” kata Eko.
Eko kemudian menyoroti dukungan kredit UMKM Indonesia masih sangat rendah dan cenderung sama dari tahun ke tahun yakni sebesar 19 persen. Jauh tertinggal dibandingkan Korea Selatan, Cina, dan Thailand yang dukungan kreditnya masing-masing mencapai 81 persen, 65 persen, dan 50 persen.
“Total kredit di banknya itu lebih banyak mengalir ke UMKM. Kalau di kita 80 persen malahan yang mengalir ke usaha besar, UMKM hanya kecipratan 20 persen,” katanya.
Padahal, di Indonesia NPL (Non-Performing Loan) UMK Indonesia hanya lima persen yang berarti relatif masih rendah jika dibandingkan negara-negara lain. Oleh karenanya perlu dorongan agar perbankan mau menyalurkan kreditnya ke UMKM khusus pelaku usaha ultra mikro.
Melalui ekosistem ultra mikro, dia berharap UMKM dapat berkembang dan naik kelas. Pemulihan UMKM juga akan menjadi penentu pemulihan ekonomi nasional, sehingga upaya mengakselerasi dukungan pembiayaan sektor UMKM sangat diperlukan.
Adapun pemerintah menyinergikan tiga BUMN yakni PT BRI (Persero), PT PNM (Persero) dan PT Pegadaian (Persero) untuk mendukung bisnis UMKM yang dinamai Holding BUMN Ultra Mikro. Holding ini diharapkan mampu meningkatkan rasio penyaluran kredit ke UMKM yang jumlahnya mencapai 98 persen dari total pelaku usaha.