MATA INDONESIA, JAKARTA – Hilirisasi Pemerintah telah mampu meningkatkan nilai ekpor pada sejumlah komoditas seperti kelapa sawit yang tumbuh menjadi USD 28.52 miliar pada 2021. Serta besi dan baja yang juga tumbuh menjadi USD 21.47 miliar di 2021.
“Hilirisasi mampu menciptakan lapangan kerja, menciptakan nilai tambah. Meningkatkan devisa, dan membuat neraca perdagangan positif. Kalau kita tidak beranjak dari hilirisasi maka value tidak bertambah,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Kamis 29 September 2022.
Ia menjelaskan, tren penguatan kinerja terlihat dari berbagai indikator perekonomian nasional. Di tengah risiko pelemahan ekonomi global, tercermin dari capaian pertumbuhan ekonomi Q2-2022 yang tercatat mencapai 5,44 persen.
Pertumbuhan ekonomi oleh peningkatan permintaan domestik, pendapatan negara, hingga kinerja ekspor tersebut turut mengantarkan Indonesia menjadi salah satu negara yang termasuk dalam Seven Economic Wonders of Worried World. Menurut majalah Financial Time.
Adapun berbagai capaian impresif tersebut juga tidak terlepas dari peran sektor pertanian. Ini menjadi pengungkit kinerja ekonomi nasional dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 12,98 persen. Peran penting pertanian tersebut salah satunya karena kinerja subsektor perkebunan sebagai kontributor utama. Dengan share terhadap PDB pertanian hingga 27 persen.
Untuk itu, Pemerintah berupaya mengoptimalkan subsektor perkebunan melalui berbagai langkah. Agar dapat mendorong kinerja pertanian yang berdampak pada perekonomian nasional.
Salah satu langkahnya yakni melalui hilirisasi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas.
Menurut Airlangga, Pemerintah juga telah menyiapkan bantuan pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Plafonnya sebesar Rp373,17 triliun pada 2022 dan akan meningkat sebesar Rp470 triliun pada 2023.
Selain itu, Menko Airlangga juga menjelaskan bahwa penggunaan KUR tersebut dapat menjadi opsi investasi jangka panjang. Bagi para pelaku sektor pertanian khususnya pada komoditas kelapa sawit.
“Pada sektor pertanian ada KUR sebesar Rp70 triliun dan bisa meningkat karena tidak ada batasan bagi sektor pertanian. Kemudian Pemerintah juga berupaya mendorong KUR kelompok yang belum optimal pelaksanaannya,” ujar Menko Airlangga.
Menko Airlangga juga menyampaikan terkait ketersediaan beras yang berada pada level aman. Ini untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan capaian produksi hingga 31 juta ton dalam 3 tahun terakhir. Dengan capaian tersebut, Indonesia juga berhasil memperoleh penghargaan dari International Rice Research Institute (IRR). Di tengah situasi pandemi dan krisis pangan yang terjadi di berbagai negara.
T