Hendardi: Tewasnya 6 Pengikut Rizieq Syihab Bisa Jadi Karena Halangi Hukum

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tertembaknya 6 warga sipil pengikut Muhammad Rizieq Syihab memang memprihatinkan, namun jika dua pistol revolver dan pedang yang diperlihatkan polisi memang milik mereka berarti telah terjadi kejahatan.

Menurut Ketua SETARA Institute, Hendardi, kejahatan itu karena mereka telah menggunakan senjata api ilegal itu untuk menghalangi penegakkan hukum.

Namun Hendardi juga mengingatkan Polri untuk memeriksa anggotanya yang menembak mati enam pendukung Rizieq sebagaimana diatur dalam Peraturan Kapolri No. 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian.

“Selain itu Peraturan Kapolri No. 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian Negara RI,” ujar Hendardi dalam keterangan yang diterima Mata Indonesia, Senin 7 Desember 2020.

SETARA Institute juga mendorong Polri terus melakukan tindakan hukum yang tegas, terukur dan akuntabel menangani berbagai tindak pidana yang dilakukan anggota-anggota organisasi pengusung aspirasi intoleran, premanisme berjubah agama.

Selain itu, Polri jangan ragu menindak para elit yang menjadi conflict entrepreneur di belakang mereka. Episode pasca kepulangan MRS adalah ujian bagi Polri untuk menegakkan hukum.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini