Harga Minyak Dunia Naik

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW YORK – Harga minyak dunia lebih tinggi pada akhir perdagangan Jumat 3 Juni 2022 waktu setempat (Sabtu pagi 4 juni 2022 WIB).

Hal itu karena dukungan ekspektasi bahwa keputusan OPEC untuk meningkatkan target produksi sedikit lebih banyak. Apalagi,  Cina yang selama ini menutup diri karena pembatasan Covid-19 mulai melonggarkan kembali negaranya.

Mengutip Antara, Sabtu, 4 Juni 2022, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus terangkat USD2,11 atau 1,8 persen, menjadi menetap di USD119,72 per barel.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli bertambah USD2,0 atau 1,7 persen. Tutup di USD 118,87 per barel.

Untuk minggu ini, standard harga minyak mentah AS naik 3,3 persen. Sementara Brent naik 3,6 persen berdasarkan kontrak bulan depan. Harga minyak mentah AS mencatat kenaikan mingguan keenam karena ketatnya pasokan AS. Ini mendorong pembicaraan tentang pembatasan ekspor bahan bakar atau pajak rejeki pada produsen minyak dan gas.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, sepakat untuk meningkatkan produksi sebesar 648 ribu barel per hari (bph). Per bulan pada Juli dan Agustus dari 432 ribu barel per hari seperti kesepakatan sebelumnya.

”Keputusan OPEC plus dan percepatan yang sedang berlangsung dalam rilis SPR (cadangan minyak strategis) menjaga ketersediaan minyak mentah pada tingkat yang cukup terutama. Dengan permintaan dari penyulingan yang turun drastis dari beberapa tahun lalu,” kata Presiden Ritterbusch and Associates LLC Jim Ritterbusch, di Galena, Illinois.

Kenaikan produksi bisa di bawah jumlah karena OPEC+ membagi kenaikan di seluruh anggotanya. Ini sudah ermasuk Rusia, yang produksinya turun karena sanksi telah mendorong beberapa negara untuk menghindari membeli minyaknya sejak invasi ke Ukraina.

Presiden Joe Biden secara terbuka mengakui bahwa ia akan segera melakukan perjalanan ke Arab Saudi. Sebuah perjalanan yang menurut beberapa sumber mencakup pembicaraan dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. Kunjungan itu untuk memperkuat hubungan AS-Saudi ketika Biden mencari cara untuk menurunkan harga bensin AS.

Baru-baru ini, Gedung Putih mengatakan, Biden masih merasa Mohammed bin Salman adalah paria. Hal ini karena berbagai peran Mohammed bin Salman dalam pembunuhan dan pengoyakan-pengoyakan lawan politik. Termasuk  jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi di Turki pada 2018.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini