Harga Cabai, Minyak Goreng, dan Telur Masih Tinggi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Awal tahun 2022, harga cabai rawit merah, minyak goreng kemasan, dan telur ayam ras di tingkat pedagang eceran atau pembelian konsumen masih tinggi.

Pasalnya, harga tersebut berada di atas harga eceran tertinggi (HET) atau harga acuan penjualan (HAP) yang ditetapkan.

Berdasarkan data panel harga pangan dari laman Logistik Pangan Kementerian Pertanian, Senin, 3 Januari 2022,

  • Harga cabai rawit merah per 3 Januari berada di Rp 123.450 ribu per kg di Kalimantan Barat.
  • Harga terendahnya di Nusa Tenggara Timur Rp 44.570 per kg
  • Rata-rata harga nasional di Rp 85 ribu per kg.

Harga cabai rawit merah ini mulai merangkak naik pada minggu kedua Desember 2021 atau menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2022. “Harga cabai berada 50 persen lebih tinggi di atas HET sebesar Rp32 ribu per kg hampir di seluruh provinsi Indonesia.”

Kemudian harga minyak goreng kemasan sederhana per 3 Januari 2022 rata-rata berada di kisaran Rp19 ribu per liter di seluruh provinsi Indonesia. Harga ini 25 persen lebih tinggi di atas HET atau HAP yang sebesar Rp11 ribu per liter.

Kenaikan harga minyak goreng kemasan di tingkat konsumen merangkak naik perlahan sejak pertengahan 2021. Hal ini  menyusul naiknya harga minyak sawit mentah atau CPO di tingkat global.

Selain itu, harga telur juga masih di atas HET sebesar 20 persen. Dengan kisaran 10-20 persen di sejumlah wilayah. Harga telur tertinggi per 3 Januari 2022 berada di wilayah Nusa Tenggara Timur dengan Rp 36.480 per kg. Dengan rata-rata secara nasional berada di Rp30 ribu per kg.

Kenaikan harga telur juga mulai terjadi pada pertengahan Desember 2021 atau menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2022.

Hanya Provinsi Bali, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan yang harga jual di tingkat konsumen masih berkisar kurang dari 10 persen dari HET sebesar Rp24 ribu per kg. Sisanya berada di atas 10 persen hingga 20 persen dari HET atau HAP.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Tegaskan Bansos Harus Bermanfaat, Bukan Alat Judi Daring

Oleh : Wiliam Pratama Bantuan sosial (bansos) yang disalurkan oleh pemerintah merupakan bentuk nyata kepeduliannegara terhadap masyarakat yang terdampak situasi ekonomi. Di tengah tekanan daya beliakibat fluktuasi harga kebutuhan pokok, bansos menjadi instrumen penting untuk menjagastabilitas sosial, membantu keluarga kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar, sertamenjadi penguat daya tahan rumah tangga. Namun di balik niat baik itu, terdapat tantanganserius: penyalahgunaan bansos untuk praktik Judi Daring yang merusak sendi ekonomi dan moral masyarakat. Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, secara tegas mengingatkan masyarakatpenerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) agar tidak menyalahgunakan dana bantuan untukaktivitas yang kontraproduktif. Dalam kunjungannya ke Kota Pekanbaru, Wapres meninjaulangsung proses penyaluran BSU yang diberikan kepada pekerja sektor informal dan buruhterdampak ekonomi. Ia menekankan bahwa bansos ini bukan untuk dibelanjakan pada kegiatan spekulatif seperti Judi Daring, tetapi harus digunakan untuk memenuhi kebutuhanpokok dan memperkuat ekonomi keluarga. Peringatan Wapres Gibran bukan tanpa dasar. Praktik Judi Daring saat ini telah menjangkitiberbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada dalam tekanan ekonomi. Dengandalih “mencari keberuntungan,” sebagian masyarakat justru terjebak dalam pusaran hutangdan ketergantungan. Hal ini sangat ironis, karena dana yang disediakan negara sebagaipenopang hidup justru berpotensi menjadi jalan kehancuran jika tidak digunakan secara bijak. Hal senada juga ditegaskan oleh Gubernur Jawa...
- Advertisement -

Baca berita yang ini