MATA INDONESIA, JAKARTA – Tagar Hantavirus muncul setelah dikabarkan menginfeksi seorang warga Cina, warga Provinsi Yunnan yang meninggal dunia di dalam bus saaat perjalanan pulang menuju Provinsi Shandong. Virus yang dikabarkan lebih mematikan dari Covid19 itu ternyata sudah lama ‘menyerang’ Amerika Serikat pada 1993.
Seperti dilaporkan Global Times kejadian itu ditemukan pada Senin 23 Maret 2020, penderitanya menunjukkan gejala pneumonia.
Virus yang dikabarkan disebarkan oleh tikus (zoonis) itu pernah mewabah di Amerika Serikat pada 1993 dengan menimbulkan penyakit pada manusia yang diberi nama hantavirus pulmonary syndrome (HPS).
Namun apakah penyakit ini sebenarnya? Akankah separah virus corona yang sedang mewabah sekarang? Simak penjelasannya berikut ini!
Wabah yang di Amerika Serikat dikenal sebagi hantavirus Four Corners karena terjadi di wilayah Four Corner di persimpangan geografis antaran Utah, Colorado, New Mexico dan Arizona.
Wilayah itu sebagian besar ditempati tanah suku asli Amerika, termasuk reservasi Hopi, Ute, Zuni, dan Navajo, dari mana banyak kasus dilaporkan.
Penyebab wabah itu adalah spesies hantavirus yang sebelumnya tidak diketahui, namun dipastikan dibawa oleh tikus-tikus rusa.
Awalnya disebut sebagai “virus Four Corners”, “virus Muerto Canyon”, dan “virus Convict Creek”, kemudian disebut sebagai virus Sin Nombre. Penularannya ke manusia diketahui terjadi melalui kontak dengan kotoran rusa di ruang tertutup di dalam dan sekitar rumah para korban terinfeksi.
Korban pertama terjadi pada April 1993, saat seorang perempuan muda Indian Navajo tiba di ruang gawat darurat Pusat Medis India di Gallup, New Mexico, mengeluhkan gejala seperti flu dengan napas pendek. Dokter menemukan paru-paru wanita itu penuh cairan dan beberapa saat ditangani medis meninggal dunia.
Autopsi mengungkapkan paru-paru wanita itu dua kali lipat dari berat normal seseorang seusianya. Penyebab kematiannya tidak dapat segera ditentukan, dan kasus itu dilaporkan ke Departemen Kesehatan New Mexico.
Lima hari kemudian, tunangannya, seorang pemuda Navajo, sedang dalam perjalanan menuju pemakamannya di Gallup tiba-tiba mengalami sesak napas juga. Saat paramedis membawanya ke ruang gawat darurat Pusat Medis India, ia sudah berhenti bernapas dan paramedis itu melakukan resusitasi kardiopulmoner.
Ketika para dokter, mengingat gejala serupa pada perempuan Navajo itu dilaporkanlah ke Departemen Kesehatan New Mexico.
Pejabat kesehatan negara bagian New Mexico memberi tahu Centers for Disease Control (CDC). Dalam seminggu, satuan tugas telah terbentuk di Albuquerque yang mencakup Bruce Tempest, kepala kedokteran di Pusat Medis India.
Tempest dengan cepat menemukan bahwa lima orang, termasuk tunangan pemuda itu, serta seorang penduduk Arizona, semuanya mengalami gejala yang sama dan semuanya meninggal dalam periode enam bulan.
Tempest mengetahui dari anggota keluarga pemuda itu bahwa tunangannya memiliki gejala yang sama dan meninggal di Reservasi Navajo lima hari sebelumnya. Kematian di reservasi tidak dilaporkan ke departemen kesehatan negara.
Satuan tugas itu dalam waktu singkat menemukan lagi selusin orang lagi menderita penyakit misterius, kebanyakan dari mereka adalah anak Navajo muda di New Mexico. Ini termasuk dua kerabat dari pasangan muda yang telah meninggal dalam waktu satu minggu dari satu sama lain.