MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemimpin Biro Politik Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar mengatakan bahwa pihaknya terbuka untuk negosiasi tidak langsung dan cepat mengenai pertukaran tahanan, menyusul eskalasi militer berdarah dengan Israel.
“Sekarang ada peluang nyata untuk kasus ini. Kami siap untuk negoasiasi tidak langsung, mendesak, dan cepat untuk menyelesaikan kasus ini,” kata Yahya Sinwar, melansir English al Arabiya, Selasa, 1 Juni 2021.
Pernyataan ini disampaikan Sinwar di sela-sela kunjungan Kepala Intelijen Mesir, Abbas Kamel. Sebagaimana diketahui, Kamel tengah berada di Jalur Gaza –daerah kantong Palestina, untuk memperkuat gencatan senjata antara milisi Hamas dan Israel.
Setelah pertempuran selama 11 hari dan menelan 254 jiwa warga Palestina, termasuk 66 anak-anak dan menewaskan 12 warga Israel, kedua pihak akhirnya setuju melakukan gencatan senjata. Keputusan ini tak terlepas dari peran Mesir sebagai mediator.
Seorang pejabat Hamas –yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa dialog Gaza difokuskan pada tiga poin, yakni: mengubah gencatan senjata menjadi gencatan senjata jangka panjang,, pertukaran tatanan, dan rekonstruksi Gaza.
Sinwar menambahkan, Hamas tidak keberatan untuk melakukan dialog mengenai rekonstruksi dan mengakhiri pengepungan di Jalur Gaza selama satu dekade oleh Israel dengan negosiasi pertukaran tahanan.
“Namun, kami dengan tegas menolak adanya hubungan antara kedua aspek ini,” tambahnya tanpa menyebutkan berapa banyak narapidana yang akan dibebaskan.
Sejak invasi Israel ke Jalur Gaza tahun 2014, Hamas telah menahan dua tentara Israel, Oron Shaul dan Hadar Goldin. Namun, Hamas tidak pernah mengonfirmasi kematian tersebut.
Hamas juga diyakini menahan dua warga Israel yang memasuki Jalur Gaza. Sementara itu, Israel menahan lebih dari 5.000 warga Palestina di penjara-penjaranya.
Pada Minggu (30/5), Menteri Luar Negeri Israel, Gabi Ashkenazi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry di Kairo. Keduanya membahas mengenai upaya memperkuat gencatan senjata di Jalur Gaza antara Israel dan milisi Palestina, Hamas dan cara menghidupkan kembali proses perdamaian.
Kunjungan Ashkenazi ke Mesir adalah kunjungan perdana seorang Menteri Luar Negeri Israel sejak 2009. Dalam kunjungan tersebut, ia mengatakan Israel berencana membuat gencatan senjata dengan Hamas menjadi permanen bersama dengan cara untuk membantu membangun kembali Jalur Gaza.
“Mesir adalah sekutu regional penting yang berkomitmen untuk perdamaian. Kita semua perlu bertindak untuk mencegah penguatan elemen ekstremis yang mengancam gangguan regional, dan untuk memastikan pemulangan orang hilang dan tahanan yang dilakukan Hamas,” tulis Ashkenazi, melansir Reuters.