Hadiri Pengukuhan Pengurus Muslimat NU Se-Sleman, Bupati Sleman Ajak Sesarengan Mbangun Sleman

Baca Juga

Mata Indonesia, Sleman – Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menghadiri pengukuhan bersama pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) se-Kabupaten Sleman masa bakti 2023-2028, Minggu (21/5), bertempat di masjid agung dr. Wahidin Sudirohusodo, Sleman.

Dikukuhkan pula pada acara tersebut pengurus ranting Muslimat NU, pengurus IGTK Muslimat NU, dan pengurus forum PAUD Muslimat NU. Pengukuhan dilakukan oleh ketua Muslimat NU Sleman, Dwi Nurhayatinah.

Bupati Sleman, Kustini, dalam pidatonya mengucapkan selamat kepada pengurus yang baru dikukuhkan tersebut. Dengan pengukuhan ini, Ia berharap Muslimat NU dapat semakin meningkatkan kualitasnya dalam dalam memberikan pelayanan dan kiprahnya di tengah warga NU, dan masyarakat Sleman pada umumnya.

“Terlebih lagi sebagai organisasi sosial keagamaan, NU lahir sebagai respon
atas realitas sosial yang terjadi ditengah-tengah
masyarakat,” ujarnya.

Ia juga mengucapkan terima
kasih kepada seluruh keluarga besar Nahdlatul Ulama atas sumbangsihnya dalam berbagai kegiatan, seperti pendidikan,
dakwah dan sosial di wilayah Sleman. Menurutnya ini merupakan sinergitas yang baik antar pemerintah dan masyarakat yang harus terus ditingkatkan demi mendorong laju pembangunan di Kabupaten Sleman.

“Melalui Muslimat NU ini mari kita senantiasa meningkatkan kualitas diri kita, untuk sesarengan mbangun Sleman,” kata Kustini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini