Hacker Cina Incar Data Kementerian, Waspadai Perang Siber

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tersiar kabar hacker asal Cina meretas data sejumlah kementerian di Indonesia. Diduga aktor serangan tersebut adalah Naikon Advance Persistent Threats (APT) yang erat kaitannya dengan militer Cina.

Pakar Intelijen Stanislaus Riyanta pun menganjurkan agar pemerintah perlu waspada. Saat ini serangan siber memang menjadi ancaman serius karena dampak yang ditimbulkan sangat signifikan.

“Ini adalah salah satu bentuk baru yang akan meninggalkan perang konvensional dengan senjata terbuka,” katanya kepada Mata Indonesia, beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, perang siber (cyber war) di masa kini tidak akan dilakukan secara terbuka oleh state actor, tetapi oleh non state actor. Sasarannya bisa pemerintah atau swasta dan tujuannya untuk melumpuhkan dan mengambil kendali atas data penting yang akan berdampak pada aktivitas inti.

Stanislaus pun menyarankan agar Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Badan Intelijen Negara (BIN) perlu semakin serius untuk mencegah Indonesia menjadi target dari cyber war.

“Perlu membangun sistem proteksi dengan lebih baik dan mengujinya. Pengujian bisa melibatkan komunitas-komunitas IT dari publik agar lebih teruji. Kemampuan IT juga perlu ditingkatkan dan diupdate agar sesuai dengan perkembangan zaman,” ujarnya.

Selain memperbaiki sistem pertahanan siber di Indonesia, BIN dan BSSN perlu menggalang non state actor yang mempunyai kemampuan untuk mencegah terjadinya cyber war.

Seperti diketahui, sebelumnya beredar informasi dari sebuah perusahaan keamanan siber di Israel yang bernama Check Point, Naikon secara senyap beroperasi dan menyebarkan ancaman ke negara di Asia Pasifik, lewat senjata sadap jarak jauh yang bernama ‘Aria-body’.

Alat ini tidak hanya menyasar kantor Perdana Menteri Australia Barat Mark McGowan, tetap juga ke sejumlah target lain. Naikon juga menggunakannya untuk meretas lembaga pemerintah dan perusahaan teknologi milik negara di Indonesia, Filipina, Vietnam, Myanmar, dan Brunei.

Yang berbahaya dari serangan ini adalah alat ini dapat menembus komputer mana pun dengan mudah. Perangkat ini juga bisa menyalin, menghapus atau membuat file, melakukan pencarian ekstensif data perangkat dan memiliki cara baru untuk menutupi jejaknya agar tak terdeteksi.

‘Aria-body’ juga dapat digunakan untuk membuka file yang dilampirkan di email, lalu dengan cepat membuat komputer mematuhi instruksi peretas. Termasuk menyiapkan jalur komunikasi rahasia yaang sulit terdeteksi.

Alhasil, data pada komputer yang ditargetkan akan mengalir ke server yang digunakan oleh penyerang atau dikenal dengan server command and control (C2).

Peretas pun bisa melihat apa yang ditulis oleh anggota staf di kantor kementerian ataupun lembaga negara secara real time.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Hoaks OPM, TNI : Rumah Bupati Puncak yang Dibakar Bukan PosMiliter

Oleh: Loa Murib Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menunjukkan pola lama merekadalam menutupi aksi brutal yang dilakukan terhadap masyarakat sipil. Dalam upayamembenarkan tindak kekerasan, OPM menyebarkan disinformasi bahwa rumah milik BupatiPuncak dan kantor Distrik Omukia yang mereka bakar di Papua Tengah merupakan pos militeryang digunakan oleh TNI. Tuduhan tersebut segera dibantah secara resmi oleh pihak militer danterbukti tidak memiliki dasar fakta. TNI melalui Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Infanteri CandraKurniawan, memberikan klarifikasi bahwa bangunan yang dibakar oleh OPM tidak difungsikansebagai markas militer. Tindakan pembakaran itu murni merupakan aksi kriminal yang disengajauntuk menciptakan ketakutan, mengganggu ketertiban umum, dan mencoreng wibawa negara di mata masyarakat Papua. Bantahan ini menjadi penegasan bahwa OPM kembali menggunakanstrategi disinformasi untuk mengaburkan realitas dan membangun opini publik yang menyesatkan. Disinformasi semacam ini memperjelas bahwa OPM tidak hanya mengandalkan kekerasanbersenjata, tetapi juga propaganda informasi sebagai instrumen perlawanan mereka. Merekamenciptakan narasi seolah-olah aparat keamanan adalah pihak yang menyebabkan keresahan, padahal masyarakat sipil justru menjadi korban utama dari aksi teror yang dilakukan olehkelompok tersebut. Manipulasi informasi yang dilakukan OPM jelas bertujuan untuk merusakkepercayaan publik terhadap negara dan aparat keamanan. Kejadian yang menimpa Kabupaten Yahukimo menjadi contoh konkret betapa kejamnya aksiOPM. Dalam serangan yang dilakukan belum lama ini, seorang pegawai honorer PemerintahKabupaten Yahukimo tewas akibat kekerasan yang mereka lakukan. Insiden ini menunjukkanbahwa OPM telah melampaui batas kemanusiaan dan menjadikan nyawa warga sipil sebagai alattawar dalam narasi perjuangan mereka yang keliru. Merespons insiden tersebut, aparat gabungan dari Satgas Operasi Damai Cartenz bergerak cepatbegitu mendapat laporan dari jajaran Polres Yahukimo. Tim langsung turun ke lokasi kejadian, melakukan evakuasi korban ke RSUD Dekai, mengamankan tempat kejadian perkara, sertamengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap pelaku. Kecepatan ini menunjukkan bahwanegara tidak tinggal diam dalam menjamin perlindungan bagi rakyat, dan siap menghadapisegala bentuk teror yang mengancam stabilitas wilayah. Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menegaskan bahwaseluruh aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis akan ditindak secara tegas sesuaihukum. Penegakan hukum ini bukan hanya penting untuk memberikan keadilan bagi para korban, tetapi juga menjadi pernyataan tegas bahwa kekuatan bersenjata tidak akan dibiarkanmerusak keutuhan dan kedamaian di Papua. Kekejaman OPM, yang ditunjukkan melalui aksi pembakaran, pembunuhan, serta provokasiberulang, memperlihatkan bahwa kelompok ini bukanlah representasi perjuangan rakyat Papua. Sebaliknya, mereka adalah ancaman nyata yang menghalangi pembangunan dan menimbulkanketakutan di tengah masyarakat. Klaim mereka sebagai pembebas Papua tidak sejalan dengankenyataan bahwa mereka justru memperparah penderitaan rakyat melalui aksi-aksi brutal yang dilakukan. Kasatgas Humas Damai Cartenz, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat untuk tidakterprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi. Ia menegaskan bahwa perlindunganterhadap masyarakat sipil menjadi prioritas utama. Dalam situasi seperti ini, partisipasi aktif dariwarga untuk melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungannya menjadi elemen pentingdalam menjaga keamanan. Negara juga terus menunjukkan komitmennya untuk hadir tidak hanya melalui pendekatankeamanan, tetapi juga melalui pembangunan yang merata dan berkelanjutan. Berbagai program pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi telahdigulirkan sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat Papua. Kehadiran negara di Papua bukanlah dalam bentuk represi, tetapi dalam wujud pelayanan danpemberdayaan. Narasi OPM yang menyebut Papua berada dalam penjajahan adalah bentuk manipulasi sejarah. Papua merupakan bagian sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan hal itu telahditegaskan melalui proses hukum dan politik yang diakui secara nasional maupun internasional. Setiap upaya untuk memisahkan diri dari Indonesia, apalagi melalui kekerasan bersenjata danpropaganda menyesatkan, merupakan pelanggaran terhadap konstitusi yang harus ditindak tegas. Kesadaran masyarakat Papua akan pentingnya perdamaian kini semakin menguat. Kolaborasiantara tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat sipil dalam menjaga ketertiban dan menolakaksi kekerasan menjadi sinyal kuat bahwa Papua ingin maju bersama dalam bingkai NKRI. Kekuatan kolektif masyarakat ini menjadi benteng terdepan dalam menangkal pengaruh burukdari kelompok separatis. Mengecam tindakan keji OPM dan membongkar propaganda mereka bukan semata-matatanggung jawab aparat keamanan. Ini adalah kewajiban moral seluruh rakyat Indonesia dalammenjaga keutuhan bangsa dan memperjuangkan masa depan Papua yang aman dan sejahtera. Sudah terlalu banyak korban yang jatuh akibat disinformasi dan kekerasan yang dibungkusdengan dalih perjuangan. Penegakan hukum, pendekatan informasi yang jernih, serta pembangunan yang inklusif harusterus diperkuat untuk mengikis pengaruh kelompok separatis. Dengan semangat kebersamaandan kehadiran negara yang nyata,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini