MATA INDONESIA, JAKARTA-Setelah sekian lama mangkrak dan tak jelas pembangunannya, akhirnya Jalur Puncak Dua atau Poros Tengah Timur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kembali dilanjutkan.
Rencananya, tahun depan pembangunan akan dimulai dengan anggaran biaya Rp 1,6 trilun.
“Sedang dikawal di Banggar dan Komisi V agar bisa dianggarkan tahun 2022, sekitar Rp1,6 triliun,” ujar Anggota Banggar sekaligus Anggota Komisi V DPR RI, Mulyadi, Jumat 2021.
Menurut legislator asal Kabupaten Bogor itu, tahun ini rencananya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membuat kajian detail engineering design (DED) jalur penghubung Bogor-Cianjur itu.
“Insha Allah tahun 2021 akan dibuat DED dan tahun 2022 pembangunan fisik,” katanya.
Ia mengakui bahwa Jalur Puncak Cisarua kini kondisinya selalu padat setiap akhir pekan, terlebih saat libur panjang. Maka, menurutnya membutuhkan jalur alternatif yang juga representatif dilalui pengendara.
“Puncak dua bukan hanya solusi untuk kemacetan lalu lintas kendaraan saja, namun bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” kata Mulyadi.
Sementara itu, Bupati Bogor, Ade Yasin memprediksi terbangunnya Jalur Puncak II bisa menurunkan 50 persen kemacetan di Jalur Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor.
“Dengan adanya jalur puncak II, diharapkan ada efisiensi jarak tempuh sekitar 16 persen dan menurunnya tingkat kemacetan Kawasan Puncak sebesar 50 persen,” katanya.
Pasalnya, saat ini, setiap akhir pekan volume kendaraan yang melintasi Kawasan Puncak mencapai 28.000 unit per hari. Padahal, sepanjang 23 kilometer Jalur Gadog-Puncak Pas idealnya hanya menampung 12.000 kendaraan per hari.
Ia optimistis jalur yang juga disebut sebagai Poros Tengah Timur (PTT) itu dapat berimplikasi positif pada aspek ekonomi, yakni mengangkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah Timur Kabupaten Bogor.