Giliran Greenpeace Kritik Kebijakan Bagi-Bagi Lidah Mertua dari Gubernur Anies

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Bukan hanya pakar tanaman hutan IPB, organisasi lingkungan hidup dunia Greenpeace juga mengritik kebijakan Gubernur Anies Baswedan yang hanya bagi-bagi tanaman ‘lidah mertua’ untuk atasi polusi udara Jakarta.

“Tapi masak iya solusinya hanya bagi-bagi lidah mertua? Lah cerobong-cerobong yang masih mengeluarkan asap, knalpot-knalpot yang masih mengeluarkan gas buang berwarna hitam, sampah yang masih dibakar mau diapakan?” kata Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu di Jakarta, Selasa 23 Juli 2019.

Bondan mengakui Badan Aeronautika dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan tanaman jenis Sansevieria trifasciata tersebut memiliki kemampuan menyerap racun di udara.

Dia menegaskan pengendalian polusi udara yang efektif ya harus menekan sumber pencemarnya.

Menurut data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, 75 persen pencemaran udara berasal dari transportasi darat, sembilan persen pembangkit listrik dan pemanas, delapan persen dari industri, dan delapan persen lainnya dari rumah-rumah domestik.

Bondan menganjurkan Gubernur Anies menetapkan dulu rencana dan langkah hingga pada 2030 udara Jakarta jadi lebih bersih.

Itu harus gradual. Berapa persen target pengurangan tahap pertama, kemudian dilanjutkan tahap demi tahap hingga bersih.

Dari situ kan bisa ditentukan anggaran yang dibutuhkan untuk menurunkan persentase emisi transportasi, industri, pembakaran sampah di Jakarta?”

Pakar tanaman hutan kota Prof. Endes N Dahlan sebelumnya mengatakan bahwa tanaman pepohonan lebih efektif menyerap pencemar udara dibandingkan dengan tanaman jenis lain.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini