MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Pasukan keamanan Myanmar kembali melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa pro-demokrasi pada Rabu (7/4) dan menewaskan sedikitnya 15 orang, serta melukai puluhan orang.
Jenderal Senior Min Aung Hlaing, pemimpin kudeta yang menggulingkan pemerintahan terpilih Myanmar pada 1 Februari mengatakan bahwa tujuan dari gerakan pembangkangan sipil adalah untuk menghancurkan negara.
Min Aung Hlaing, yang memimpin junta juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa gerakan pembangkangan sipil, atau CDM, telah menghentikan pekerjaan rumah sakit, sekolah, jalan, perkantoran dan pabrik.
“CDM adalah kegiatan menghancurkan negara,” ucap Min Aung Hlaing, melansir Reuters, Kamis, 8 April 2021.
Oleh karena itu, menurutnya, aparat keamanan menggunakan kekuatan penuh ketika menghadapi demonstran saat melakukan aksi protes yang telah berlangsung sejak awal Februari tersebut. Sang jenderal menegaskan, apa yang aparat keamanan lakukan tak lain demi menjaga stabilitas keamanan dan politik Myanmar.
Akan tetapi, sebuah kelompok penelitian yang berbasis di London mengatakan bahwa aparat keamanan Myanmar kehilangan kendali. Hal tersebut terlihat dari berbagai aksi brutal dan biadab terhadap para demonstran.
Sekitar 600 warga sipil merenggang nyawa oleh pasukan keamanan dalam kekacauan sejak kudeta, berdasarkan laporan Kelompok Advokasi Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik atau Assistance Association for Political Prisoners (AAPP).
Menurut laporan kelompok aktivis, meskipun terjadi pertumpahan darah, aksi protes dan pemogokan nasional masih terus berlanjut. Banyak warga Myanmar bahkan rela kehilangan nyawa demi tegaknya demokrasi.
Sementara saat ini militer Myanmar memfokuskan tindakan kerasnya di daerah pedesaan. Di kota barat laut Kale, pasukan keamanan menembakkan peluru tajam, granat, dan senapan mesin ke pengunjuk rasa yang menuntut pemulihan pemerintahan Aung San Suu Kyi, kata AAPP. Sedikitnya 8 orang tewas, katanya.
Mereka juga menggerebek rumah dan klinik komunitas, kata AAPP. Seorang penduduk setempat dan outlet berita Myanmar Now mengatakan 11 orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka. AAPP juga melaporkan dua korban jiwa lainnya di kota-kota kecil di wilayah Sagaiang.
Oleh: Anggina Nur Aisyah*
Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional.
Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun.
Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...