Gerah, Korea Utara Ogah Bahas Nuklir Lagi dengan AS

Baca Juga

MINEWS, INTERNASIONAL – Korea Utara benar-benar gerah dengan sikap Presiden AS Donald Trump yang disebut selalu menunjukkan ‘omong kosong’ dalam dialog tentang denuklirisasi antara kedua negara.

Bahkan, menurut kantor berita resmi KCNA, Korut sudah memutuskan untuk tidak lagi membuka peluang dialog yang selalu berisi basa-basi bersama AS terkait nuklir.

“Kami tidak lagi tertarik dengan pembicaraan seperti itu yang tidak membawa apa-apa kepada kami,” kata pejabat senior Korut, Kim Kye-Gwan.

Sebelumnya, Trump pada Minggu 17 November 2019 lalu mendesak Pemimpin Korut Kim Joung-Un untuk bertindak cepat dalam menyusun pertemuan. Namun, permintaan itu dinilai melukai perasaan Korut.

Kim Kye-Gawan berkata, AS seharusnya yang membuat langkah tegas untuk meninggalkan pesan-pesan permusuhan jika benar-benar menginginkan dialog terkait nuklir dengan Korut.

Ia menilai, tiga pertemuan yang sudah dilakukan saja antara kedua pemimpin sejak Juni tahun lalu tidak membawakan hasil yang signifikan.

Komentar Korut ke Trump secara langsung tersebut terlontar kali kedua dalam waktu kurang dari satu pekan. Sebelumnya hal itu dihindari oleh Pyongyang sejak kedua belah pihak memulai kembali melakukan proses dialog yang pada 2018.

Pejabat senior yang memimpin negosiasi dengan AS Kim Yong Chol mengatakan,  Washington tidak boleh bermimpi negosiasi untuk denuklirisasi sebelum menjatuhkan kebijakan yang sesuai. Penyataan itu merujuk pada latihan militer AS dengan Korea Selatan.

“Kami tidak memiliki masalah mendesak dan tidak berniat untuk duduk di atas meja dengan AS yang rumit,” kata Kim Yong Chol.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini