MATA INDONESIA, LUGANSK – Para pemimpin dari dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina, Republik Rakyat Lugansk (LPR) dan Republik Rakyat Donetsk (DPR) di Donbass memerintahkan mobilisasi militer penuh pada Sabtu (19/2).
“Saya mendesak rekan senegaranya yang berada dicadangan untuk datang ke komisariat militer. Hari ini saya telah menandatangani dekrit tentang mobilisasi umum,” kata pemimpin Republik Rakyat Donetsk, Denis Pushilin, dalam sebuah pesan video, melansir Deutsche Welle, Sabtu, 19 Februari 2022.
Pemimpin separatis lainnya, Leonid Pasechnik, menandatangani dekrit serupa untuk Republik Rakyat Luhansk tak lama setelah itu. Sebagaimana diketahui, pasukan pemerintah Ukraina dan pemberontak pro-Rusia melaporkan peningkatan penembakan di timur selama beberapa hari terakhir.
Amerika Serikat (AS) dan sekutu Barat lainnya mengatakan itu bisa menjadi bagian dari dalih Rusia untuk menyerang Ukraina. Akan tetapi, Rusia telah berulang kali membantah bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk menyerang tetangganya, Ukraina.
Pada Jumat (18/2), daerah-daerah yang memisahkan diri mulai mengevakuasi penduduk ke Rusia. Mereka khawatir akan serangan yang akan segera terjadi oleh pasukan Ukraina – tuduhan yang ditolak mentah-mentah oleh Kiev.
Pada Jumat, AS memperingatkan bahwa Rusia dilaporkan telah mengumpulkan hingga 190.000 tentara di perbatasan dengan Ukraina.
Sementara citra satelit yang diambil pada pekan ini menunjukkan aktivitas militer Rusia di beberapa lokasi di Belarusia, wilayah Krimea – yang dianeksasi Moskow tahun 2014, dan Rusia barat dekat perbatasan Ukraina.
Maxar Technologies – sebuah perusahaan satelit swasta Amerika Serikat (AS), yang berbasis di Negeri Paman Sam melacak penumpukan pasukan Rusia selama beberapa pekan. Gambar-gambar menunjukkan penyebaran helikopter terjadi baru-baru ini.