MATA INDONESIA, JAKARTA – Gempa dengan magnitudo 5,0, Kamis 16 Desember 2021, harus menjadi pelajaran dan alarm penting bagi warga Kabupaten Jember dan Indonesia untuk membangun rumah atau bangunan lain yang lebih tahan guncangan gempa.
Hal itu diungkapkan Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono yang dikutip Sabtu 18 Desember 2021.
Menurutnya Jember adalah daerah rawan gempa karena sudah mengalami lebih dari enam kali gempa merusak sejak 1896, sebab daerah itu berdekatan dengan sumber gempa potensial yaitu subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Timur (zona megathrust).
Selain itu, wilayah Jember juga berdekatan dengan sumber-sumber gempa sesar aktif baik yang ada di daratan maupun yang ada di dasar laut.
“Gempa merusak di Jember Selatan kemarin merupakan ALARM PENTING untuk mengingatkan kita semua bahwa kualitas bangunan rumah kita terkait gempa sangat buruk. Jika gempa dengan magnitudo 5 saja sudah membuat bangunan rumah pada rusak, terus bagaimana jika gempa yang terjadi memiliki magnitudo 6, 7, dan 8?” ujar Daryono.
Menurut Daryono, banyaknya kerusakan bangunan dan rumah akibat gempa Jember bermagnitudo 5,0 menunjukkan kualitas bangunan tahan gempa dan aman gempa belum berjalan dengan baik.
Perlu ada evaluasi dan penilaian pada seluruh bangunan di setiap daerah rawan gempa. Jika belum mampu membangun bangunan rumah tahan gempa, maka sebagai alternatif bangunlah rumah ramah gempa berbahan ringan, bisa terbuat dari kayu dan bambu yang didisain menarik, yang penting bukan rumah tembok asal bangun, tanpa ada besi tulangan dengan kualitas tembok yang buruk yang membahayakan penghuninya.
Gempa sebenarnya tidak membunuh atau melukai, tetapi rumah yang roboh saat diguncang gempa adalah penyebabnya. Sehingga solusi utama terkait mitigasi gempa adalah merealisasi bangunan tahan gempa atau ramah gempa