Gejolak di Afghanistan, Siapa yang Menikmati Kekayaan Alam Senilai 3 Triliun USD?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Taliban kembali menguasai Afghanistan setelah absen selama 20 tahun. Lantas akankah kelompok milisi ini mendapatkan kendali atas sumber daya alam yang diketahui bernilai hingga 3 triliun USD itu? Atau justu ada pihak lain yang akan menikmati?

Perkiraan itu dibuat menjelang akhir siklus super komoditas terakhir tahun 2010 dan bernilai lebih saat ini, terutama setelah pemulihan ekonomi global dari guncangan virus corona yang membuat harga tembaga hingga lithium melonjak tahun ini.

Sebagai informasi, Afghanistan kaya akan sumber daya alam, seperti tembaga, emas, minyak, gas alam, uranium, bauksit, batu bara, bijih besi, tanah jarang, litium, kromium, timah, seng, batu permata, bedak, belerang, travertin, gipsum, serta marmer.

Di bawah ini adalah rincian dari beberapa sumber daya utama Afghanistan, seperti yang diperkirakan oleh kementerian pertambangan negara itu dan pemerintah Amerika Serikat (AS), serta potensi nilai moneternya untuk ekonomi Afghanistan yang dilanda perang jika tantangan keamanan dapat diatasi.

Sebuah laporan tahun 2019 oleh Kementerian Pertambangan dan Perminyakan Afghanistan menempatkan sumber daya tembaga negara itu hampir 30 juta ton, seperti dilansir Reuters.

Sebuah peta jalan sektor pertambangan Afghanistan yang diterbitkan oleh kementerian pada tahun yang sama mengatakan ada sebanyak 28,5 juta ton tembaga dalam deposit porfiri yang belum ditemukan. Angka tersebut akan menambah cadangan tembaga di tanah Afghanistan mendekati 60 juta ton yang bernilai ratusan miliar USD, karena permintaan untuk logam meningkat.

Sebuah konsorsium Metallurgical Corp of Cina (MCC) (601618.SS) dan Jiangxi Copper (600362.SS) mengambil sewa 30 tahun untuk proyek tembaga terbesar di Afghanistan.

Aset raksasa ini masih harus dikembangkan tetapi 11,08 juta ton tembaga MCC memperkirakan akan bernilai lebih dari 100 miliar USD dengan harga London Metal Exchange saat ini.

Berdasarkan laporan tahun 2019, Afghanistan diketahui memiliki lebih dari 2,2 miliar ton bijih besi bahan baku pembuatan baja atau senilai lebih dari 350 miliar USD.

Bukan hanya itu, Afghanistan juga diketahui memiliki cadangan logam mulia tersebut sebanyak 2,700 kg atau senilai hampir 170 juta USD. Sementara Kementerian Afghanistan mengungkapkan bahwa logam dasar aluminium, timah, dan seng tersebar di beberapa wilayah di negara tersebut.

Sebuah memo internal Departemen Pertahanan AS tahun 2010 menggambarkan Afghanistan sebagai “Arab Saudi dari lithium,” yang berarti itu bisa sama pentingnya untuk pasokan global logam baterai seperti negara Timur Tengah untuk minyak mentah.

Sebuah laporan tahun 2017/18 dari Survei Geologi AS mencatat Afghanistan memiliki deposit spodumene, yakni mineral yang mengandung lithium. Akan tetapi laporan tahun 2019 mengatakan bahwa pemerintah Afghanistan tidak menyebutkan adanya lithium.

Namun, laporan kementerian pertambangan tahun 2019 mengatakan Afghanistan memiliki 1,4 juta ton mineral tanah langka, sekelompok 17 elemen yang dihargai karena aplikasinya dalam elektronik konsumen, serta dalam peralatan militer.

Dengan Iran dan Turkmenistan yang kaya hidrokarbon di sebelah baratnya, Afghanistan menyimpan sekitar 1,6 miliar barel minyak mentah, 16 triliun kaki kubik gas alam, dan 500 juta barel cairan gas alam lainnya.

“Sebagian besar minyak mentah yang belum ditemukan ada di Cekungan Afghanistan-Tajik dan sebagian besar gas alam yang belum ditemukan ada di Cekungan Amu Darya,” kata laporan itu.

Afghanistan secara historis juga menjadi sumber utama lapis lazuli, batu semi mulia berwarna biru tua yang telah ditambang di provinsi Badakhshan, yakni wilayah utara negara itu selama ribuan tahun, serta batu permata lainnya seperti rubi dan zamrud. Nilai terbaik dari lapis lazuli dapat mencapai hingga 150 USD per karat, menurut laporan Afghanistan tahun 2019.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini