Ganjar Kaget Tahu Fakta SMP yang Viral Karena Siswanya Bully Teman

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEMARANG – SMP yang viral karena tiga siswanya mem-bully teman perempuan mereka di dalam kelas, disebut Ganjar Pranowo tidak punya kapasitas  menyelenggarakan pendidikan. Dia kaget ternyata siswanya hanya 21 orang.

Maka dia menganjurkan agar sekolah di Purworejo tersebut ditutup atau dilebur dengan sekolah lain.

“Saya sedang meneliti regulasi kepada para pemangku kepentingan di dunia pendidikan apakah bisa melikuidasi sebuah sekolah?” kata Ganjar, seperti dikutip Jumat 14 Februari 2020.

Ganjar mengatakan polisi sudah memproses kasus bullying tersebut. Namun, dia mengingatkan agar proses peradilan digelar secara tertutup mengingat pelakunya masih di bawah umur.

Menurut Ganjar para pelaku bully hingga menendang dan memukuli teman yang tidak melawan tersebut, sebenarnya anak-anak yang membutuhkan perlindungan dan perhatian khusus.

Aksi bullying itu menjadi viral dari unggahan video di media sosial, Rabu 12 Februari 2020.

Dalam video berdurasi 28 detik tersebut, tampak tiga orang siswa laki-laki merundung seorang siswi perempuan. Mereka menendang dan memukul korbannya dengan gagang sapu. Korban yang tampak tidak berdaya hanya menundukkan kepala di mejanya sambil menangis.

Setelah time line twitternya dibanjiri komentar soal video tersebut, Ganjar seketika itu juga menghubungi kepala sekolah yang bersangkutan, kepolisian setempat dan memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah mendatangi sekolah itu di Purworejo, Kamis 13 Februari 2020.

 

Siswi di SMP Muhammdiyah disiksa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini