Gak Pake Gengsi, APD Langka Pemkot Osaka Minta Disumbang Jas Hujan

Baca Juga

MATA INDONESIA, TOKYO – Alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis mulai langka, tanpa gengsi Pemerintah Kota Osaka di Jepang menerbitkan surat permintaan mendesak warga menyumbangkan jas hujan plastik ke rumah sakit.

Alasannya, sejumlah dokter dan tenaga medis yang merawat pasien Covid19 mulai mengenakan kantong sampah sebagai alat pelindung diri.

Seperti dilaporkan Reuters, minggu lalu otoritas di Jepang telah menetapkan status darurat di Tokyo dan enam wilayah lain, termasuk Osaka. Akan tetapi, jumlah pasien terus bertambah sampai mencapai 8.200 jiwa dan 166 korban tewas.

Osaka menjadi daerah kedua yang terdampak parah di Jepang setelah Tokyo. Di wilayah itu terdapat 900 kasus baru pada Rabu 15 April 2020 siang.

Laman resmi Pemerintah Kota Osaka mengumumkan pihaknya menerima sumbangan jas hujan warna dan jenis apa pun, asalkan alat itu dapat digunakan untuk orang dewasa. Pemkot Osaka juga menerima sumbangan poncho, jas hujan berbentuk jubah.

Langkah itu seperti dilaporkan Reuters dilakukan karena pemerintah kota berupaya meningkatkan persediaan APD bagi tenaga kesehatan.

Wali kota Osaka, Ichiro Matsui, di hadapan rakyatnya, Selasa 14 April 2020 mengatakan sejumlah fasilitas kesehatan menghadapi kelangkaan seluruh jenis APD.

Beberapa orang bahkan mengenakan kantong sampah. Tenaga medis di Jepang dalam beberapa minggu terakhir telah mengingatkan sistem kesehatan dapat kewalahan menghadapi lonjakan pasien Covid19.

Sejumlah perawat mengatakan mereka tidak yakin rumah sakit memiliki persediaan cukup untuk alat pelindung diri seperti masker N95 dan jubah operasi.

Beberapa perawat di Tokyo mengaku telah diminta menggunakan kembali masker yang telah dipakai.

Menteri Kesehatan Katsunobu Kato telah menemui sejumlah pengusaha pada minggu lalu untuk mendesak mereka meningkatkan produksi masker dan kebutuhan medis lainnya.

Di tengah kelangkaan itu, pengguna media sosial mengatakan mereka mulai menerima masker kain yang dibuat dari pakaian bekas. Perdana Menteri Shinzo Abe pada dua pekan lalu berjanji akan mengirim masker kain ke tiap rumah di Jepang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini