Formula 1 Mulai Mengaspal pada 5 Juli di Austria

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-CEO Formula 1 Chase Carey tetap berambisi untuk menggelar musim balapan yang tertunda tahun ini di Austria pada Juli dan mengakhirinya di Abu Dhabi pada Desember di tengah mas pandemi corona.

“Kami menargetkan untuk memulai balapan di Eropa pada Juli, Agustus, dan awal September, dengan balapan pertama bertempat di Austria pada akhir pekan 3-5 Juli,” kata Carey seperti dikutip laman resmi Formula 1.

Setelah itu, September, Oktober dan November akan menjadi jadwal bagi sirkuit Eurasia, Asia dan Amerika Serikat, ditutup dengan balapan di kawasan Teluk yaitu Bahrain dan seri pamungkas di Abu Dhabi.

Carey memperkirakan kurang lebih 15-18 balapan bakal dimasukkan ke kalender balapan yang direvisi nantinya.

“Kami berharap balapan-balapan awal tanpa penonton tapi semoga para fans bisa menjadi bagian dari lomba di saat kami melanjutkan jadwal lebih jauh nanti. Kami masih harus mengatasi sejumlah masalah seperti prosedur dari tim dan mitra kami untuk masuk dan beroperasi di setiap negara,” katanya.

Di awal hari ini, penyelenggara Grand Prix Prancis menyatakan mereka telah resmi membatalkan balapan Formula 1 di Sirkuit Paul Ricard menyusul perpanjangan karantina wilayah dan larangan mengelar ajang besar di negara itu hingga pertengahan Juli.

Prancis menjadi seri ketiga yang batal di kalender setelah Australia dan Monako. Tujuh seri lainnya; Bahrain, China, Vietnam, Belanda, Spanyol, Azerbaijan, dan Kanada, untuk sementara ditunda menunggu konfirmasi revisi jadwal dari F1.

Sementara otoritas Sirkuit Silverstone menyatakan komitmennya untuk menggelar Grand Prix Inggris tanpa penonton jika memungkinkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jaga Ketahanan Pangan, DP3 Sleman Siapkan Strategi Mitigasi Dampak Perubahan Iklim di Sektor Pertanian

Mata Indonesia, Sleman - Plt. Kepala Dinas Pertanian,Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman menyatakan pentingnya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam memahami strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di lingkungan wilayahnya, untuk menjaga produksi dan ketahanan pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini