MATA INDONESIA, JAKARTA-Perusahaan finansial berbasis teknologi (fintech) berperan penting untuk mengedukasi masyarakat terkait investasi aman. Hal itu dikatakan oleh Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan.
“Hal ini sejalan dengan tujuan DJPPR meluncurkan e-SBN yakni mengubah paradigma masyarakat dari yang sebelumnya hanya sekedar saving society, sekadar menabung, menjadi masyarakat yang punya kesadaran berinvestasi (investment society),” katanya di Jakarta, Jumat 21 Januari 2022.
Sejak peluncuran e-SBN pada 2018 pemerintah terutama menyasar generasi muda, yaitu generasi milenial dan generasi Z, yang terbiasa dengan kemudahan dan kecepatan dari penggunaan gadget dan internet untuk berinvestasi di SBN.
Menurut data DJPPR, jumlah investor yang berpartisipasi dalam penerbitan SBN pada 2021 mencapai 130.293 investor dengan nilai penerbitan SBN Ritel Rp 97,2 triliun.
Dari jumlah tersebut, investor dari kalangan muda yang termasuk generasi milenial dan generasi Z mendominasi dengan 57.917 investor.
“Kalangan muda inilah yang sangat melek terhadap teknologi dan sebagian besar mereka kenal investasi dari platform fintech,” kata Deni.
CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra mengatakan fintech terbukti telah memainkan peran penting dalam mendemokratisasi dunia keuangan nasional. Pihaknya telah memelopori perluasan distribusi SBN dengan memanfaatkan teknologi digital.
“Di tahun ini, Insya Allah kontribusi Bareksa akan semakin meningkat karena penuh didukung oleh Grab dan OVO,” katanya.
Belum lama ini Grab mengumumkan memberikan pendanaan Seri C ke Bareksa, mengikuti langkah OVO pada dua tahun sebelumnya. Sepanjang 2021 Bareksa telah membantu penjualan enam seri SBN Ritel dengan total penjualannya mencapai Rp97,21 triliun.