Filipina Bentuk Tim Perempuan untuk Mengusir Kapal Cina

Baca Juga

MATA INDONESIA, MANILA – Penjaga pantai Filipina belum lama ini membentuk ‘The Angels of the Sea’, sebuah tim yang terdiri dari 81 operator radio perempuan. Hal ini guna meredam keteganganan di Laut Cina Selatan yang menjadi sengketa banyak negara, termasuk Manila dan Cina.

Pihak berwenang percaya kapal-kapal dari Cina yang masuk tanpa izin di perairan Filipina akan mendengarkan suara para perempuan tersebut. seperti diketahui, Negeri Tirai Bambu menganggap sebagian besar wilayah maritim Filipina di Laut Cina Selatan sebagai wilayah teritorialnya.

Wakil Laksamana Leopoldo Laroya mengatakan bahwa unit baru, the Angels of the Sea dapat menolak kapal-kapal yang masuk, khususnya dari Cina tanpa memicu terjadinya peningkatan konflik.

“Kami menyadari pentingnya unik yang berkembang untuk memiliki operator radio perempuan di atas kapal PCG dan unit berbasis pantai, terutama dalam berkomunikasi dengan kapal asing, agar tidak meningkatkan ketegangan,” kata Wakil Laksamana Leopoldo Laroya, melansir The Express.

“Kami ingin Malaikat Laut kami menjadi suara ketertiban yang damai dan berbasis aturan di laut, terutama di perbatasan maritim yang sensitif di negara kami,” sambungnya.

Seorang petugas penjaga pantai yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada The Philippine Star bahwa suara perempuan di ujung lain jalur komunikasi dapat membantu meredakan ketegangan dengan kapal asing.

“PCG percaya bahwa melatih personel penjaga pantai perempuan sebagai operator radio akan membantu menjaga perdamaian di perairan yang diperebutkan,” katanya.

Sementara Laksamana Muda Ronnie Gil Gavan –yang merancang ide unit baru, menambahkan bahwa suara perempuan memiliki kualitas keibuan sekaligus mengekspresikan kewibawaan seorang istri atau ibu yang meliputi budaya Asia.

Filipina telah mengajukan beberapa protes diplomatik atas aktivitas Cina di Laut Cina Selatan. Terbaru, Manila menuduh Beijing melakukan penangkapan ikan secara ilegal dan mengerahkan lebih dari 240 kapal di dalam ZEE-nya.

Sebagai catatan, pemicu utama kawasan Laut Cina Selatan menjadi ajang perebutan wilayah, tak lain karena sumber daya alam di dalamnya yang melimpah. Apakah itu cadangan minyak 7 miliar barel dan 900 triliun kubik gas alam!

Bukan hanya itu, Laut Cina Selatan juga merupakan jalur kunci perdagangan dunia. Mengutip CSIS dan World Maritime Council, sekitar 25 persen arus pelayaran dunia melewati laut itu dengan valuasi barang mencapai angka 5,3 triliun dolar AS.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini