Faktor Nonmedis yang Hambat Penanganan Pandemi Covid19 Setahun Ini

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tak terasa satu tahun sudah kita terbelenggu Pandemi Covid19, tetapi masih banyak hal-hal di luar medis yang menghambat penanganannya.

Hal itu adalah pesan dari edukator Covid19, dr. RA Adaninggar yang diterima Mata Indonesia News, Selasa 2 Maret 2021.

“Ternyata masih banyak PR ya yang harus kita semua lakukan untuk menghentikan Covid ini dan tidak akan pernah berhasil jika kita semua tidak kompak,” begitu pernyataan perempuan yang sering dipanggil Dokter Ning itu.

Hal pertama adalah pernyataan bahwa kebijakan yang dia sebut sebagai edukasi toxic positivity atau memberi informasi baik dan menyembunyikan fakta buruk sehingga mengurangi kewaspadaan masyarakat. Misalnya, narasi bahwa “Indonesia sudah berhasil menangani pandemi.”

Selain itu masih banyak misinformasi seperti overclaim obat covid seperti minyak kayu putih yang diminum, konsumsi obat herbal dan sebagainya.

Adalah informasi yang digolongkan Covidiot yaitu pernyataan soal Covid19 yang tidak masuk akal dan hoax seperti, Covid menyebakan orang mati mendadak di jalanan, gak pakai masker gak terinfeksi Covid, vaksin Covid adalah agenda elit global untuk mengendalikan populasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini