Fakta dari Komnas HAM: FPI Pakai Senjata Rakitan saat Baku Tembak

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Komnas HAM mengungkap bahwa laskar Front Pembela Islam (FPI) memakai senjata rakitan, saat terjadi baku tembak dengan pihak kepolisian pada 7 Desember 2020 lalu di Tol Jakarta-Cikampek.

Fakta ini didapatkan, setelah Komnas HAM ikut menguji jenis senjata yang dipakai oleh ormas terlarang itu. Uji alat bukti dilakukan bersama Pindad dan ahli balistik, serta perwakilan masyarakat sipil.

“7 Barang bukti yang diduga bagian dari proyektil peluru dinyatakan 2 barang bukti bukan bagian dari proyektil dan 5 barang bukti merupakan bagian dari proyektil. Dari 5 proyektil tersebut, sebanyak 2 proyektil identik dengan senjata rakitan,” kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, Jumat 8 Januari 2021.

Ia merinci, alat bukti tersebut adalah 1 dari rakitan gagang coklat dan 1 tidak bisa diidentifikasi dari senjata rakitan dan 3 item tidak bisa diidentifikasi jenis senjatanya karena kondisi perubahan yang besar/deformasi dan 2 bukan bagian dari anak peluru.

Kemudian, 4 barang bukti yang diduga bagian dari selongsong dan dinyatakan 1 barang bukti bukan bagian dari selongsong peluru. Lalu, 3 selongsong peluru identik dengan senjata kepolisian.

Choirul menjelaskan, aksi baku tembak terjadi sejak Hotel Swiss-Bellin Karawang, hingga di pintu masuk Tol Karawang Barat KM 49.

“Eskalasi tinggi mulai dari Hotel Swiss-bellin Karawang, pintu masuk Tol Karawang Barat sampai KM 49 di dalam tol. Dan eskalasi tinggi mulai ada dugaan benturan mobil dan tembakan,” ujarnya.

Kronologis dari Komnas HAM

Sebelum terjadi baku tembak, laskar FPI yang mengawal Rizieq Shihab menyadari ada kendaraan yang berusaha masuk ke rombongan mobil. Lalu, dua dari enam mobil laskar menghalau pergerakan mobil polisi, sementara empat lainnya melaju.

Choirul mengatakan, sejatinya 2 mobil yang menghalau manuver polisi telah jauh dari jarak mobil polisi. Namun dua mobil tersebut justru menunggu mobil polisi yang sempat bermanuver.

“Terdapat konteks kesempatan untuk menjauh oleh mobil FPI dari mobil petugas, namun malah mengambil tindakan menunggu mobil petugas,” kata Choirul.

“Bahwa didapatkan fakta telah terjadi kejar mengejar, saling serempet dan seruduk, serta berujung saling serang dan kontak tembak antara mobil Laskar Khusus FPI dengan mobil petugas, terutama sepanjang jalan Internasional Karawang Barat, diduga hingga sampai KM 49 dan berakhir di KM 50 Tol Jakarta Cikampek.”

Dari aksi saling tembak menembak, dua orang dari laskar FPI mati di dalam mobil. Sementara saat di KM 49, Choirul mendapat informasi bahwa 4 anggota laskar FPI masih hidup saat dipindahkan ke mobil polisi. Namun kemudian setibanya di Polda Metro Jaya keempat orang tersebut sudah tewas.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini