MATA INDONESIA, JAKARTA – Politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah, mengungkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebelum ini sangat dibela media massa karena sebelumnya melakukan kerja sama dan 44 LSM termasuk USAID yang diduga melakukan kampanye untuk membenturkan KPK dengan lembaga lain.
Hal itu diungkapkan Fahri dalam vlog Karni Ilyas Club yang dikutip Minggu 6 Juni 2021.
Fahri yang sejak 2006 sudah mengritik KPK yang memiliki kekuasaan terlalu besar itu, mengaku pernah diundang USAID yang mempertanyakan sikap kritisnya terhadap KPK. Pada pertemuan itu USAID mengaku membantu kampanye KPK.
Dalam pertemuan itu Fahri justru mempertanyakan sikap USAID yang berusaha membenturkan KPK dengan institusi hukum lainnya seperti Kepolisian dan Kejaksaan.
“Kenapa kalian membiarkan KPK konflik dengan polisi dan kejaksaan,” ujar Fahri mengenang pertemuan tersebut.
Padahal, Undang-Undang KPK memberi mandat agar kedua lembaga hukum tersebut untuk mumpuni memberantas korupsi seperti FBI dan Departement of Justice di Amerika Serikat.
Kesulitan Fahri mengritik KPK juga dia hadapi saat ingin melakukannya melalui media massa. Hampir semua media ternyata menolak tulisannya karena sudah melakukan kerja sama dengan KPK.
Sementara puluhan LSM tersebut bekerja sama dengan KPK dan mendapat imbalan setiap bulan bukan untuk perbaikan sistem pemberantasan korupsi melainkan untuk mendukung setiap KPK mendapat serangan.
Menurut Fahri, mereka membantu untuk membenturkan KPK dengan lembaga hukum lain seperti polisi dan kejaksaan serta lembaga-lembaga lainnya agar Indonesia menjadi negara yang lemah.