Eropa Alami Kekeringan Terburuk dalam 500 Tahun

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Terburuk selama 500 tahun terakhir. Benua Eropa mengalami masa kekeringan terburuk. Ribuan orang tewas akibat gelombang panas yang memicu kebakaran hutan.

Rendahnya curah hujan selama berbulan-bulan yang jatuh di kawasan tersebut menjadi penyebab kekeringan. Kondisi itu semakin mengintensifkan gelombang panas dan meningkatkan bahaya karena kebakaran hutan.

Washington Post mengabarkan menurut Observatorium Kekeringan Eropa hampir setengah dari benua tersebut berada di bawah ancaman kekeringan serta defisit kelembaban tanah yang besar. Tambahan 17 persen dari Eropa telah mencapai ambang di mana vegetasi menderita, dalam beberapa kasus mati atau menipis.

Ilmuwan senior di European Drought Observatory, Andrea Toreti menjelaskan kekeringan akan menjadi yang terburuk dalam 500 tahun.

Musim gugur dan musim dingin yang kering berarti air tanah menuju musim semi dan musim panas sudah rendah. Suhu ekstrem sejauh musim panas yang diperparah oleh perubahan iklim akibat manusia telah membantu mengeringkan air.

Dia mengungkapkan selama Juli, bagian selatan Inggris, termasuk London hanya menerima 10 hingga 20 persen dari curah hujan rata-rata mereka atau bahkan hampir tidak ada sama sekali. London mengambil hampir satu milimeter curah hujan dibandingkan dengan rata-rata 45 milimeter.

Kantor Meteorologi Inggris mengonfirmasi pada periode Juli-Agustus ini masa terkering di London selatan dan Juli di seluruh negeri sejak 1935. Kondisi serupa juga mengancam Prancis, Jerman hingga beberapa negara lainnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini