MATA INDONESIA, JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin), Rapolo Hutabarat mengatakan bahwa Indonesia saat ini merupakan produsen industri olekimia berbasis sawit terbesar di dunia.
Sebagai catatan, kapasitas industri oleokimia Indonesia mencapai angka 23,3 juta ton pertahun. Sebanyak 12 juta ton per tahun di antaranya merupakan fatty acid methyl ester (FAME) atau yang dikenal sebagai biodesel.
Sedangkan sisanya, sebanyak 11,3 juta ton merupakan produk lain, seperti methyl ester, glycerin, dan soap noodle. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Apolin, Rapolo.
“Maka total kapasitas oleokimia Indonesia saat ini telah mencapai 23,3 juta ton per tahun. ini merupakan kapasitas terbesar di dunia yang berbasis baku minyak sawit,” kata Rapolo, Rabu, 24 Februari 2021.
Adapun berbagai kelompok dari gabungan utama oleokimia, dikatakan Rapolo, di ekspor ke banyak negara di dunia. Tak tanggung-tanggung, sebesar 3,85 juta ton turunan dari kelompok utama oleokimia diekspor dengan nilai sebesar 2,64 miliar dollar AS tahun 2020.
Diungkapkan Rapolo bahwa permintaan pasar global akan komoditas ini mengalami pertumbuhan yang signifikan. Untuk meningkatkan komoditas ini dan memenuhi kebutuhan masyarakat global, Apolin pun menggandeng seluruh elemen, khususnya dari perguruan tinggi dan lembaga riset untuk mengeksplorasi teknologi.
Guna mewujudkan rencana tersebut, Apolin pun menggandeng Politeknik Akademi Teknik Industri (ATI) Padang untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di sektor industri sawit Indonesia.
“Penandatanganan Mou dengan Politeknik ATI Padang merupakan langkah yang sangat strategis bagi stakeholder industri sawit nasional sehingga link and match antara perguruan tinggi dengan dunia industri dapat terwujud secara bertahap,” tutur Rapolo.
Sementara Direktur Politeknik ATI Padang, Ester Edwar mengatakan penandatanganan MoU atau perjanjian dengan Apolin adalah jalan untuk memberikan jaminan penyelenggaraan pendidikan vokasi yang dibutuhkan industri sawit.