Ekspor Sarang Burung Wallet Terus Meningkat di Masa Pandemi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Komoditas pangan berupa sarang burung wallet di Indonesia makin menggeliat, seperti yang terlihat di Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Peningkatan ekspor sarang burung walet dari wilayah setempat terus naik setiap bulannya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Drajat Irawan mengatakan, dorongan peningkatan ekspor dilakukan dengan memfasilitasi standardisasi, kemudian memfasilitasi kelancaran proses ekspor melalui koordinasi dengan instansi sektoral terkait kegiatan ekspor.

Selain itu melakukan pemanfaatan FTA (Free Trade Agreement) kepada pelaku usaha dan optimalisasi penggunaan dokumen Surat Keterangan Asal (SKA).

“Kami juga melakukan optimalisasi fungsi Export Center, atau inovasi teknologi melalui Sipintar (Sistem Informasi Perdagangan Internasional) serta Dashboard PEPI, yakni layanan chatbot klinik INDAG,” katanya.

Berdasarkan data Pusdatin Kemenperin, nilai ekspor Sarang Burung Walet Jatim pada 2020 adalah 99,43 juta dolar AS dengan total seberat 209,5 kilogram Sasaran pasar ekspor utama saat ini adalah Cina, dengan kontribusi senilai 46 juta dolar AS, atau meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya senilai 38,5 juta dolar AS.

Namun demikian, kata Drajat, beberapa pasar yang bisa digarap saat ini menyusul Cina adalah Hong Kong, Amerika Serikat, dan Singapura.

“Dengan potensinya yang sangat besar untuk mengisi kebutuhan pasar, pelaku usaha sarang burung walet di Jatim diharapkan mampu meningkatkan kualitas produksi agar bisa mengambil peluang ekspor dari komoditas tersebut,” katanya.

Ia berharap, dengan berbagai strategi maupun kebijakan itu dapat meningkatkan kinerja ekspor Jatim serta memulihkan perekonomian dan transformasi ekonomi menuju Jatim Bangkit pada 2021.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini