Ekspor Pertanian Naik, Pengamat Sarankan Jaga Stabilitas Harga dan Stok di Dalam Negeri

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pengamat ekonomi, Saefudin Zuhdi ikut menyoroti soal meningkatnya ekspor di sektor pertanian yang sebesar 14,03 persen. Dengan subsektor tanaman pangan sebagai penyumbang tertinggi dalam distribusi dan pertumbuhan ekonomi.

Dirinya menilai hal itu sangat baik, dengan naiknya ekspor pertanian Indonesia ini, secara tidak langsung meningkatkan pertumbuhan ekonomi, khususnya para petani.

Namun, kata dia semua itu harus dijaga agar terus stabil, caranya pemerintah harus menjaga stabilitas harga dalam negeri dengan cara menjaga stock dalam negeri, jaga stabilitas perekonomian nasional.

Kegiatan eskpor berkaitan juga dengan impor, nah untuk menekan impor pemerintah harus menaikan pajaknya sehingga barang-barang tidak bisa bersaing harga di dalam negeri.

Tak hanya itu, pemerintah harus memotivasi para petani untuk menanam komoditas pertanian yang selama ini tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Caranya dengan memberikan berbagai subsidi mulai dari modal tanam, bibit, pupuk dan pembelian hasil panen oleh pemerintah dengan harga yang menarik,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto menyampaikan apresiasi atas capaian ekspor dan peningkatan produksi sektor pertanian selama pandemi covid-19, yakni pada periode tahun 2019 hingga memasuki awal tahun 2021.

“Saya kira performa sektor pertanian sangat luar biasa. Karena itu sektor pertanian harus diberi perhatian lebih karena menjadi sektor penyelamat dan mampu mengangkat kesejahteraan pelakunya,” ujarnya.

Suhariyanto pun menjelaskan bahwa berdasarkan subsektornya tampak sejumlah kenaikan, di antaranya pada subsektor tanaman pangan yang tumbuh 3,54 persen, tanaman hortikultura 4,37 persen dan tanaman perkebunan tumbuh sebesar 1,33 persen. Akan tetapi, lanjutnya, ada subsektor peternakan yang minus sebesar 0,33 persen.

Meski demikian Suhariyanto menilai jika selama pandemi ini hampir semua sektor mengalami dampak buruk. Produksi dan harga jualnya jatuh hingga titik yang memprihatinkan. Ia menyampaikan hanya sektor pertanian saja yang tetap bertahan, bahkan mengalami pertumbuhan membanggakan.

“Selama pandemi ini ekonomi Indonesia terpuruk. Tapi tidak dengan sektor pertanian. Performa pertanian sangat menggembirakan. Karena itu kita perlu menjaga harga beli panen dan membuat kebijakan pengendali inflasi untuk menggenjot kesejahteraan petani,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini