MATA INDONESIA, JAKARTA-Industri kelapa sawit di tanah air trennya terus naik walau di tengah pandemi covid-19. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat ekspor minyak sawit pada Maret 2021 mencapai 3,24 juta ton atau 62,7 persen lebih tinggi dari ekspor Februari yang sangat rendah, yaitu 1,99 juta ton.
Kenaikan harga dan volume diperkirakan menghasilkan nilai ekspor sawit Maret sekitar 3,74 miliar US dolar atau 80 persen lebih tinggi dari perkiraan ekspor Februari sebesar 2,08 miliar US dolar.
“Ini sudah tahun kedua selama pandemi Covid-19, namun industri sawit Indonesia masih berjalan dengan baik,” ujar Ketua Umum Gapki Joko Supriyono dalam buka puasa bersama Gapki secara virtual, Rabu 28 April 2021.
Produksi minyak sawit Indonesia Maret 2021 naik lebih dari 20 persen menjadi 3,71 juta ton. Kenaikan yang sangat tinggi ini merupakan limpahan produksi Februari yang hanya sebesar 3,08 juta ton, 10 persen lebih rendah dari Januari.
Namun secara year on year sampai dengan Maret, produksi CPO 2021 1,6 persen lebih tinggi. Kenaikan produksi Maret sebanyak 633.000 ton, lebih kecil dari kenaikan ekspor dan konsumsi dalam negeri yang totalnya diperkirakan mencapai sekitar 1,4 juta ton. Keadaan ini menyebabkan stok akhir turun dari 4,02 juta ton menjadi 3,20 juta ton.
“Saya yakin akan naik lagi produksi karena seasonal. Kuartal II akan naik, kuartal III puncaknya, dan pada kuartal IV akan flat. Itu kalau normal. Mudah-mudahan tahun ini tidak ada cuaca ekstrim sehingga produksi normal,” katanya.
Adapun konsumsi dalam negeri sebesar 1,59 juta ton, sedikit terkoreksi dibandingkan dengan Februari sebesar 1,6 juta ton.
Konsumsi minyak sawit untuk biodiesel turun (-0,5 persen) menjadi 625.000 ton dari 635.000 ton pada Februari dan oleokimia juga turun (-3,4 persen) menjadi 168.000 ton dari 174.000 ton. Secara yoy sampai dengan Maret 2021, konsumsi dalam negeri 3,8 persen lebih tinggi dari 2020.
“Dalam tiga bulan ini situasi masih pandemi tetapi perkebunan sawit masih normal, harga bagus, produksi sudah naik, ekspor naik, domestik naik, kemudian devisanya juga naik,” katanya.