MATA INDONESIA, JAKARTA-Ekonom senior Universitas Indonesia Chatib Basri menilai kinerja ekspor Indonesia saat ini di masa pandemi telah memberi sumbangan signifikan, terlepas dari kontribusinya yang masih di bawah 20 persen.
Diketahui, ekspor Indonesia sepanjang kuartal I/2021 berhasil mendongkrak perekonomian dengan pertumbuhan mencapai 31,78 persen secara tahunan.
“Ekspor kita itu naiknya 31 persen. Menurut saya ini suatu prestasi. Kinerja ini menunjukkan bahwa Indonesia bisa memanfaatkan pemulihan Amerika Serikat dan China,” kata Chatib.
Dirinya juga mengatakan bahwa pertumbuhan ekspor ini cukup mengejutkan, mengingat sumbangan ekspor terhadap produk domestik bruto (PDB) yang tidak terlalu besar.
Kontribusi ekspor barang dan jasa ke PDB tercatat mencapai 19,07 persen terhadap selama kuartal II/2021. Sementara itu, impor menyumbang 18,72 persen terhadap total PDB.
“Jika dibandingkan dengan Jepang dan Cina memang relatif rendah. Namun jika melihat pertumbuhannya tinggi sekali,” katanya.
Dirinya menyarankan agar pemerintah memanfaatkan momentum ini untuk mendiversifikasi ekspor, baik dari segi produk yang dijual maupun dari sisi negara tujuan ekspor. Langkah ini diperlukan untuk menjamin kinerja ekspor bisa tetap solid ke depannya.
Konsentrasi ekspor pada segelintir produk, kata Chatib, bisa berbahaya ke ekonomi karena terdapat risiko harga dan permintaan yang jatuh. Begitu pula jika ekspor hanya mengandalkan pasar di beberapa negara saja.
Dia mengatakan dampak diversifikasi ekspor telah terlihat pada kinerja ekspor Vietnam. Kinerja ekspor negara tersebut tercatat tetap positif di tengah pandemi.
“Kalau bisa diversifikasi produk dan negara tujuan, walaupun kita mengadopsi ekonomi terbuka, risiko dari volatilitas ekonomi dunia itu bisa kita atasi dan kita bisa manfaatkan. Contohnya banyak negara yang dari sisi ekspor aman karena produknya terdiversifikasi dan negaranya terdiversiifkasi,” katanya.