Ekspor Baja dan Nikel Makin Mengeliat di Sulteng Pasca Pandemi

Baca Juga

MATA INDONESIA, SULTENG-Kegiatan ekspor di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami kenaikan sebesar Rp564,5 juta dolar AS menjadi 1,7 miliar dolar AS sepanjang Maret 2022 atau naik 50,41 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulteng Sutrisno S Abusungut mengatakan kontribusi terbesarnya berasal dari komoditas besi dan baja senilai 1,2 miliar dolar AS atau 68,32 persen dari total nilai ekspor.

Berikutnya disusul komoditas nikel yang berkontribusi senilai 332,6 juta dolar AS atau 19,8 persen, dan bahan bakar mineral senilai 139,7 juta dolar AS atau 8,29 persen dari nilai total ekspor.

Kontribusi ekspor kelompok komoditas lainnya relatif kecil masing-masing di bawah 2 persen.
Berdasarkan negara tujuannya, Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor paling utama selama
Maret yakni mencapai 791,9 juta dollar AS atau 47,01 persen dari total nilai ekspor Sulteng.

“Diikuti Taiwan senilai 278,4 juta dolar AS atau 16,53 persen, Korea Selatan 187 juta dolar AS atau 11,10 persen dan Vietnam 107,3 juta dolar AS atau 6,37 persen. Sementara itu, nilai ekspor ke negara tujuan lainnya masing-masing di bawah 5 persen.

“Selama Maret, keseluruhan transaksi ekspor melalui Sulteng senilai 1,7 miliar dolar AS difasilitasi oleh Pelabuhan Kolonodale di Kabupaten Morowali Utara senilai 1,5 miliar dolar AS, Pelabuhan Luwuk di Kabupaten Banggai 167 juta dolar AS dan Pelabuhan Pantoloan di Kota Palu 0,6 juta dolar AS,” ujarnya.

Sedangkan ekspor melalui pelabuhan di provinsi lainnya tercatat 7,3 juta dolar AS masing-masing melalui Tanjung Perak di Jawa Timur senilai 3 juta dolar AS, Tanjung Priok di DKI Jakarta senilai 4,2 juta dolar AS, Tanjung Emas di Jawa Tengah senilai 0,1 juta dolar AS dan sisanya senilai 0,01 juta dolar AS melalui Bandara Soekarno Hatta.

“Ini berarti pelabuhan muat ekspor di Sulteng berperan sebesar 99,57 persen,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini