Eks Karyawan Freeport Mau Bikin Ulah, Aparat Keamanan Papua Siap Atasi

Baca Juga

MATA INDONESIA, TIMIKA – Satpol PP dan Brimob Polda Papua saat ini sedang bersiap mengatasi upaya eks karyawan dan perusahaan subkontraktor PT Freeport yang ingin memprovokasi masyarakat menolak perusahaan tambang yang 51 persen sahamnya sudah dimiliki Pemerintah Indonesia tersebut.

Seruan untuk melakukan penolakan dan menutup kegiatan PT Freeport Indonesia belakangan muncul dari kelompok mahasiswa di Jayapura.

“Kami rutinkan patroli di sejumlah tempat yang menjadi titik rawan pengumpulan massa,” kata Kabag Ops Polres Mimika, AKP Roberth, Kamis 8 April 2021.

Titik rawan itu antara lain Timika Indah, Check Point 28, Mile 38 serta kawasan Terminal Gotong Royong Timika sebagai akses keluar-masuk PT Freeport Indonesia.

Eks karyawan Freeport dan perusahaan subkontraktornya kini jumlahnya mencapai ribuan orang dan diketahui telah berhenti kerja sejak Mei 2017.

Mereka masih menuntut perusahaan tersebut untuk menerima mereka bekerja kembali, namun selalu ditolak.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini