MATA INDONESIA, JAKARTA – Ekonomi Indonesia baru mulai membaik pada Triwulan IV atau akhir tahun 2020 dengan syarat tidak ada gelombang kedua pandemi Covid19.
Direktur riset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan pemberian stimulus pemerintah juga harus terrealisasi dengan baik.
Piter menilai titik terendah pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan terjadi pada triwulan II karena terdapat PSBB, konsumsi yang tidak tinggi saat bulan Ramadan dan Lebaran Idul Fitri. Selain itu, stimulus ekonomi belum lancar.
Saat itu, penurunan ekonomi cukup besar yaitu antara 2 sampai dengan 5 persen. Itu berkat stimulus sehingga
“Pertumbuhan ekonomi pada tahun ini diprediksikan tidak tumbuh atau nol persen hingga terkontraksi 2 persen,” ujar Piter, Senin 8 Juni 2020.
Namun, tahun depan ekonomi Indonesia sudah pulih seperti sediakala. Pendapat berbeda diungkapkan Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad.
Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan terkontraksi hingga 0,26 persen. Pada triwulan II bisa mengalami kontraksi hingga 0,69 persen atau tumbuh positif tetapi tidak lebih dari 0,12 persen.
Tauhid juga berpendapat dampak stimulus akan terasa pada Triwulan IV-2020 atau awal 2021.