MATA INDONESIA, JAKARTA-Ekonomi Indonesia masih jauh dari potensi terjadinya resesi. Hal itu dikatakan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia.
Dia pun optimis ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas 5 persen pada 2022.
“Resesi masih masih jauh sekali. Untuk 2022 kami optimistis bisa mencapai target pertumbuhan di atas 5 persen,” katanya.
Bahlil mencontohkan, pencapaian ekonomi Indonesia yang mampu tumbuh sebesar 5,44 secara year on year (yoy) menjadi sinyal kuat akan prospek cerah di tahun ini.
Mengingat, sejumlah negara justru mengalami perlambatan ekonomi imbas dari kenaikan harga komoditas energi akibat konflik Rusia dan Ukraina.
“Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 bagus 5,44 persen. Kita lihat investasi tumbuh, konsumi rumah tangga juga tumbuh,” katanya.
Selain itu, laju inflasi di Indonesia juga relatif terkendali di level 4,35 persen yoy pada Juni 2022 dibandingkan negara di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN.
Misalnya, Singapura sebesar 6.68 persen, Thailand 7,66 persen, Laos 23,60 persen, Myanmar 17,30 persen, dan Filipina 6,10 persen.
“Hampir semua negara mengalami persoalan inflasi. Di Indonesia, sekalipun naik tapi masih terkendali,” katanya.