Ekonomi Global Bergejolak, BI: Tantangan Indonesia Kian Berat

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Perang dagang yang semakin memanas antara Cina dan AS, serta Korsel dan Jepang telah membuat ekonomi global semakin bergejolak belakangan ini. Indonesia tentu saja terkena imbas dari perang yang merugikan tersebut, meskin bukan sebagai pelaku.

Bank Indonesia (BI)  bahkan menyebut, kondisi ekonomi Indonesia sebagai negara berkembang akan menghadapi tantangan berat di akhir tahun ini. Maka, pemerintah wajib terus mewaspadai pergerakan perekonomian global terbaru yang tak menentu.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti berkata, Cina dengan sengaja mendepresiasi mata uangnya untuk membalas penerapan tarif untuk 300 dolar AS produk China sebesar 10 persen.

“Cina melakukan aksi depresiasi yang terjadi di mata uang Yuan terhadap dolar AS, ini cukup signifikan dan patut diwaspadai,” kata Destry, Jumat 9 Agustus 2019 lalu.

Sementara kondisi domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal dua 2019 sebesar 5,05 persen atau melambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,07 persen. Detsry menilai kinerja perekonomian dalam negeri masih cukup solid.

“Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2019 cukup solid walaupun melambat dibandingkan kuartal satu 2019 masih tumbuh, 5,05 persen mendekati 5,1,” ujar Destry.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini