Ekonomi Cina Pulih, Rupiah Diprediksi Lanjut Menguat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS ditutup menguat di akhir perdagangan Rabu, 17 Juni 2020. Kemarin, rupiah ditutup pada posisi Rp 14.082 per dolar AS atau menguat tipis 0,05 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi laju rupiah akan bergerak pada range Rp 14.000 – Rp 14.120 per dolar AS.

Ia mengatakan, penguatan rupiah dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi Cina seiring meredanya penyebaran Covid-19 dan fokus pemerintah untuk melonggarkan kredit agregat.

Biro Statistik Nasional (NBS) Cina mencatat output industri naik 4,4 persen pada bulan Mei dari bulan yang sama tahun sebelumnya.

“Walaupun lebih rendah dari median estimasi analis yang memperkirakan ekspansi hingga 5 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa ekonomi Cina terus keluar dari pelemahan yang disebabkan oleh pandemi virus corona, didukung oleh stimulus kebijakan berkelanjutan yang mendorong pertumbuhan kredit,” katanya Rabu sore.

Penguatan mata uang garuda juga dibayangi oleh kondisi ekonomi Indonesia yang tak separah dengan kondisi negara tetangga di kawasan Asia Tenggra, meski ada wabah corona (covid-19).

Pada kuartal II-2020 akan terjadi kontraksi ekonomi nasional akibat diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan minus 3,1 persen.

“Ramalan tersebut dipandang lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya terutama di kawasan Asia Tenggara,” ujarnya.

Ibrahim juga mengatakan, ramalan IMF, Bank Dunia maupun OECD bisa berbeda dengan ramalan dari pemerintah, Namun bisa saja pertumbuhan ekonomi Indonesia akan di atas 1 persen di kuartal II 2020.

Hal itu bisa dilihat dari ekpektasi sebelum-belumnya, di antaranya Cadangan Devisa yang diramallkan turun tetapi mengalami peningkatan. Lalu NPI yang diramal turun, tetapi kenyataannya naik.

“Bisa saja ekspektasi IMF,Bank Dunia maupun OECD bisa di jadikan cambuk agar pemerintah dan Bank Indonesia lebih selektif dalam menjalankan regulasinya sehingga apa yang ditakutkan oleh ramalan tersebut tidak menjadi kenyataan,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini