Ekonom: Bom di Makassar Tak Berdampak Besar ke Pemulihan Ekonomi Nasional

Baca Juga

MATA INDONESIAM JAKARTA-Peristiwa ledakan di Gereja Katedral Makassar pada Minggu 28 Maret 2021 pagi tidak berdampak besar pada pemulihan ekonomi Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad.

“Dampaknya saya lihat masih relatif kecil sekali, karena situasi sekarang itu proses pemulihan itu belum banyak investasi besar yang masuk, jadi runningnya masih dititik negatif ke nol, jadi dampaknya masih kecil sekali,” kata Tauhid.

Namun, tetap saja kejadian tersebut akan memunculkan persepsi yang cukup mengganggu bagi Sulawesi Selatan. Menurut Tauhid, jika penanganan peristiwa ledakan itu tidak ditangani dengan baik maka menimbulkan persepsi negatif kepada Pemda nya.

“Jadi menurut saya ini pengaruhnya hanya di tingkat lokal, beda kalau misalnya terjadi di Ibu Kota ataupun di kota-kota strategis di Jawa, nah itu yang pengaruhnya besar,” katanya.

Sementara untuk sisi investasi menurut dia pengaruhnya tidak langsung. Dampaknya bisa dilihat setelah kasus ini ditangani dengan baik oleh Pemerintah dan Kepolisian.

Sebaliknya, jika kejadian serupa terjadi lagi di daerah tersebut maka hal itu akan menjadi masalah yang cukup berpengaruh terhadap ekonomi.

“Karena kalau sekali terjadi belum terlihat dampaknya, kalau terjadi dua kali berarti kita kecolongan dua kali, berarti Pemerintah tidak mampu menghadapi persoalan mengenai hal itu. Dengan demikian belum kelihatan dampaknya dalam hitungan angka-angka,” katanya.

Tauhid menyebut saat ini keadaan perekonomian di tengah pandemi covid-19 tahun 2021 dalam keadaan yang kondusif.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Memperkokoh Kerukunan Menyambut Momentum Nataru 2024/2025

Jakarta - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, berbagai elemen masyarakat diimbau untuk memperkuat kerukunan dan menjaga...
- Advertisement -

Baca berita yang ini