MATA INDONESIA, JAKARTA-Kementerian Koodinator Bidang Perekonomian melaporkan dengan nilai investasi sebesar Rp7,29 triliun, diproyeksikan dapat menghemat devisa rata-rata 30 persen – 35 persen dari kebutuhan perawatan (MRO) Maskapai Penerbangan Nasional senilai Rp 26 triliun per tahun.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengatakan, dengan penghematan biaya perawatan bisa membantu menurunkan harga tiket pesawat.
Diketahui, Kementerian Koodinator Bidang Perekonomian melaporkan dengan nilai investasi sebesar Rp7,29 triliun, diproyeksikan dapat menghemat devisa rata-rata 30 persen – 35 persen dari kebutuhan perawatan (MRO) Maskapai Penerbangan Nasional senilai Rp 26 triliun per tahun.
“Mudah-mudahan kita bisa sedikit mendorong supaya tiket tidak mahal, dari efisiensi di komponen biaya yang kedua mengenai perawatan yang 25-30 persen tadi. Nah, kalau kita bisa efisienkan di sana, Pemerintah bisa menekan lagi, sehingga traffic penumpang ini bisa menggerakkan ekonomi,” kata Susi di Batam.
Saat ini, BAT telah mendukung operasional perawatan pesawat di lebih dari 40 bandar udara.
Dalam jangka menengah, BAT diharapkan mampu menangkap berbagai peluang dari pasar Asia Pasifik. Mengingat pasar ini memiliki sekitar 12.000 unit pesawat dan nilai bisnis sebesar 100 miliar US dolar pada tahun 2025.
Selain itu dengan adanya peningkatan kapasitas SDM di bidang MRO, secara bertahap penyerapan jumlah tenaga kerja BAT mencapai 9.976 tenaga kerja pada 2030.
Dukungan pemerintah terhadap BAT dalam pengembangan usahanya telah diwujudkan dalam pembentukan KEK yang didesain untuk turut mendukung pertumbuhan dan pengembangan investasi di Indonesia.
“Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong investasi yang ada di Batam. Sehingga tidak hanya untuk Batam saja tetapi juga mampu berkontribusi untuk perekonomian nasional,” katanya.