Dua Menteri Mundur, Krisis Pemerintahan Lebanon Makin Parah

Baca Juga

MATA INDONESIA, BEIRUT – Satu lagi anggota kabinet mundur dari Pemerintahan Lebanon yaitu Menteri Lingkungan, Kattar Demianos. Maka, krisis pemerintahan semakin meluas pasca peristiwa ledakan amonium nitrat yang menewaskan 150 warga Beirut, 4 Agustus 2020.

Dengan demikian, dua anggota kabinet mundur setelah ledakan yang dinilai warga Lebanon sebagai ketibecusan Pemerintah Lebanon.

Sebelumnya, Manal Abdel Samad mengundurkan yang cantik mengundurkan diri dari jabatan Menteri Informasi Lebanon.

Pidato singkat Manal di televisi mengungkapkan sikap para pemimpin Lebanon yang disebutnya, “tidak dapat memenuhi harapan” lagi.

Sementara Kattar, seperti dilansir euronews, mengungkapkan tindakannya merupakan ekspresi solidaritas terhadap para korban ledakan.

Sedangkan warga Beirut semakin gencar melakukan unjuk rasa mendesak pembubaran pemerintah dengan menyerbu sejumlah gedung kementerian sepanjang Sabtu 8 Agustus 2020.

Tercatat 10 ribu pengunjuk rasa mendesak pembubaran pemerintah yang berkuasa sehingga terlibat bentrok dengan polisi. Palang Merah Lebanon mencatat pada Minggu 9 Agustus 2020 setidaknya 65 orang dibawa ke rumah sakit akibat unjuk rasa anarkis tersebut.

Sementara 185 pengunjuk rasa mendapat perawatan di tempat kejadian dan seorang polisi dikabarkan tewas.

Perdana menteri Lebanon mengatakan akan memperkenalkan undang-undang yang mengusulkan pemilihan awal, menyerukan partai politik untuk mengesampingkan perselisihan.

Ledakan akibat amonium nitrat 2,75 ton yang terlantar di gudang pelabuhan telah memperburuk keadaan Lebanon sehingga mata uang lebanon terdepresiasi hingga 80 persen terhadap dolar AS.

Rakyat Lebanon pun melihatnya hal itu akibat perilaku koruptif yang marak dilakukan pejabat pemerintah.

Saat ini, Lebanon sedang bernegosiasi dengan Dana Moneter Internasional untuk menyelamatkan ekonominya yang sedang tenggelam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini