Dua Kelompok Mahasiswa Beda Pendapat Soal Kasus Hukum Buruh Perusak Kantor Gubernur Banten

Baca Juga

MATA INDONESIA, BANTEN – Dua kelompok mahasiswa di Banten berbeda pendapat soal penegakkan hukum perusakan kantor Gubernur Banten 22 Desember 2021 oleh buruh.

Ikatan Mahasiswa Cilangkahan mendukung langkah Polda Banten yang sudah menetapkan enam tersangka kasus tersebut, sedangkan gabungan mahasiwa HMI dan PMII Lebak justru menolaknya.

“Kami mendukung dan apresiasi Polda Banten dalam menegakan supermasi hukum pada oknum pendemo anarkisme di tanah Banten,” Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Cilangkahan, Juliana, Selasa 28 Desember 2021.

Menurutnya, siapapun yang berbuat anarkis dan merusak fasilitas negara mendapat hukuman yang setimpal. Justru jika tidak ditegakkan akan menjadi preseden buruk dan bisa ditiru oleh orang yang tidak bertanggungjawab.

Sementara, kelompok mahasiswa gabungan HMI dan PMII Lebak saat berunjuk rasa di Kawasan Pemerintah Provinsi Banten Jalan Syekh Nawawi, Curug, Kota Serang, dalam orasinya meminta laporan perusakan kantor Gubernur Banten oleh buruh dicabut.

Selain itu, mereka meminta Gubernur Banten Wahidin Halim meminta maaf kepada buruh se Provinsi Banten.

Peserta aksi yang berjumlah 50 orang itu juga meminta Gubernur Wahidin merevisi upah minimum provinsi dan upah minimum kabupaten.

Para pengunjuk rasa akhirnya membubarkan diri setelah menolak ditemui Asisten Daerah 1 Sekretariat Daerah (Setda) Pemerintah Provinsi Banten, Septo Kalnadi.

Mereka hanya ingin ditemui Gubernur Wahidin Halim. (Reporter: Febrian Reja Aristama)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini