DPR Buka Kemungkinan Celana Cingkrang dan Sarung Jadi Seragam Baru ASN

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi membuka kemungkinan pergantian seragam ASN yang kini dipakai, untuk diubah menjadi lebih bernuansa ala budaya khas Nusantara, seperti celana cingkrang dan sarung ala Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin.

Menurut Dedi, seragam ASN saat ini merupakan warisan pemerintah kolonial Belanda. Pakaian Seragam Harian (PSH) yang dipakai ASN, atau biasa disebut jas tongki adalah seragam para penjajah yang dipakai untuk berburu.

Tak hanya alasan itu, Dedi yang merupakan tokoh budaya Jawa Barat itu berkata, seragam ASN saat ini tidak cocok dengan lingkungan Indonesia. Seragam berbahan wol itu hanya cocok dipakai di wilayah dingin, tidak dengan Indonesia yang terbilang panas.

“Suhu Indonesia itu cocoknya menggunakan pakaian dari sutera. Bahan baku sutera itu masuk alam Indonesia,” kata dedi, seperti dikutip dari Tribunnews, baru-baru ini.

Ia memberi opsi, salah satunya adalah pakaian cingkrang, atau mirip pangsi untuk baju pesilat. Pakaian longgar dengan ujung celana di atas mata kaki akan membuat orang lebih leluasa bergerak dan tidak mudah kotor.

“Sbenarnya celana cingkrang itu bukan budaya Arab, malah budaya Nusantara. Orang-orang Sunda yang pergi ke sawah biasa menggunakan celana cingkrang, warna hitam. Itu yang disebut pangsi,” ujar Dedi.

Selain itu, Dedi memuji Wapres Ma’ruf Amin, yang disebutnya masih mempertahankan budaya Nusantara, dengan memakai sarung dalam acara formal maupun informal.

“Pak Ma’ruf terus menggunakan kain sarung karena pakaian khas Indonesia. Itu formal. Sama dengan orang Arab pakai jubah. Raja-raja Arab datang ke sini pakai gamis atau jubah,” kata dia.

 

Berita Terbaru

Pemerintah Tegaskan Bansos Harus Bermanfaat, Bukan Alat Judi Daring

Oleh : Wiliam Pratama Bantuan sosial (bansos) yang disalurkan oleh pemerintah merupakan bentuk nyata kepeduliannegara terhadap masyarakat yang terdampak situasi ekonomi. Di tengah tekanan daya beliakibat fluktuasi harga kebutuhan pokok, bansos menjadi instrumen penting untuk menjagastabilitas sosial, membantu keluarga kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar, sertamenjadi penguat daya tahan rumah tangga. Namun di balik niat baik itu, terdapat tantanganserius: penyalahgunaan bansos untuk praktik Judi Daring yang merusak sendi ekonomi dan moral masyarakat. Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, secara tegas mengingatkan masyarakatpenerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) agar tidak menyalahgunakan dana bantuan untukaktivitas yang kontraproduktif. Dalam kunjungannya ke Kota Pekanbaru, Wapres meninjaulangsung proses penyaluran BSU yang diberikan kepada pekerja sektor informal dan buruhterdampak ekonomi. Ia menekankan bahwa bansos ini bukan untuk dibelanjakan pada kegiatan spekulatif seperti Judi Daring, tetapi harus digunakan untuk memenuhi kebutuhanpokok dan memperkuat ekonomi keluarga. Peringatan Wapres Gibran bukan tanpa dasar. Praktik Judi Daring saat ini telah menjangkitiberbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada dalam tekanan ekonomi. Dengandalih “mencari keberuntungan,” sebagian masyarakat justru terjebak dalam pusaran hutangdan ketergantungan. Hal ini sangat ironis, karena dana yang disediakan negara sebagaipenopang hidup justru berpotensi menjadi jalan kehancuran jika tidak digunakan secara bijak. Hal senada juga ditegaskan oleh Gubernur Jawa...
- Advertisement -

Baca berita yang ini