MINEWS.ID, JAKARTA – Dosen Universitas Gajah Mada (UGM) yang malu dengan kelakuan Hanum Salsabila Rais adalah orang yang sangat gigih menghadang pengaruh radikalisme ke dunia kampus. Dia juga masih keluarga keraton.
Dalam dua hari belakangan, dosen bernama Bagas Pujilaksono Widyakanigara itu banyak diperbincangkan melalui akun twitter. Namanya bahkan sempat menjadi trending topic di platform twitter, Senin 14 Oktober 2019.
Melalui surat terbukanya, Bagas mengaku malu memiliki anggota DPR RI seperti Hanum Rais yang menuding tanpa fakta bahwa peristiwa penusukan terhadap Menko Polhukam disebutnya sebagai dalih agar dana deradikalisasi tidak tersendat.
Ternyata itu bukan satu-satu bentuk protes Bagas terhadap radikalisme. Juni tahun lalu, dosen fakultas teknik dan pasca sarjana tersebut juga sibuk menyamakan persepsi pimpinan UGM soal radikalisme di UGM.
Dia mengaku lega setelah pimpinan UGM menempuh berbagai langkah untuk mengeliminir radikalisme di kampus Bulak Sumur tersebut. Tidak akan membiarkan perguruan tinggi itu dipengaruhi paham radikalisme.
Setidaknya Juni 2018, UGM menonaktifkan dua dosen yang menjadi kepala departemen dan kepala laboratorium di Fakultas Teknik tempat Bagas mengajar.
Bagas juga seorang bangsawan Jawa dengan gelar Kanjeng Pangeran Haryo. Ayahnya terhitung sebagai cucu Brawijaya V.