MATA INDONESIA, JAKARTA – Personel Noah, David Kurnia Albert atau sering dipanggil David Noah merasa dirinya menjadi korban dalam kasus dugaan penggelapan uang. Kuasa hukum David menyebut mantan suami Gracia Indri itu hanya korban dan laporan Lina seharusnya ditujukan kepada perusahaan, bukan personal David.
David Noah dilaporkan oleh rekan bisnisnya bernama Lina Yunita. Pemain kibor Noah itu pun merasa dikorbankan oleh teman-temannya di perusahan berinisial A. ”David adalah korban dari perlakuan beberapa orang yang kurang baik. Yang harusnya bukan David yang dilapor atau digugat. tapi yang melakukan perjanjian adalah David, uangnya digunakan untuk pengembangan usaha. Laporannya salah alamat. Harusnya ke PT A, bukan ke david pribadi,” kata Hendra, kuasa hukum David dalam jumpa pers virtual, Jumat 13 Agustus 2021.
Kisruh ini bermula ketika David dimintai tolong oleh temannya untuk bergabung dalam perusahaan A. David lalu ditunjuk sebagai direktur komunikasi di perusahaan itu. Untuk memulai proyek, David kemudian coba meminjam kepada Lina karena sebelumnya dia sudah saling kenal.
Melihat David dan teman-temannya di PT A, Lina akhirnya setuju menaruh dananya dengan total Rp 1,1 miliar. Namun, setelah uang diberikan, proyek yang sebelumnya direncanakan berjalan mundur. Pandemi membuat proyek David dan PT A dibatalkan.
Menurut Hendra, uang yang diberikan Lina ditransfer ke rekening perusahaan sehingga David tidak memiliki kuasa untuk mengaksesnya. Apalagi, bukan tugas David untuk mengelola keuangan perusahaan.
”Berdasarkan fakta dan data, seorang David bekerja menjadi direksi di perusahaan A. Yang berkembang di berita David meminjam uang. Faktanya kapasitas dia direktur komunikasi perusahaan A yang berfungsi sebagai PR (Public Relations). Dia bertugas memberikan citra yang baik kepada perusahaannya,” jelas Hendra.
David sudah berkali menjalani mediasi dengan Lina. Dia bersedia membayar utang perusahaan dengan uang pribadinya sekitar Rp 500 juta lalu sisanya dicicil. Namun, Lina menolak tawaran itu sehingga kasus ini. ”Saat itu Lina bantu karena lihat saya. Secara moralnya meski terjadi miss, saya jadikan ini tanggung jawab prbadi. Kami sudah mediasi, saya menawarkan seada-adanya bayar setengah miliar dulu, sisanya dicicil. Karena pandemi begini event sendiri banyak hilang,” kata David.
Masalah semakin runyam karena teman-teman David di PT A sulit dihubungi. Karena itu, David juga merasa kecewa karena dulu niatnya bergabung dengan tujuan menolong teman. ”Saya juga kesal sama teman-teman saya dulu. Kenapa lu pada kabur, ditelepon enggak ada, dicari susah. Saya juga pengen nyari. Saya syok juga,” ujar David.