Dituding Dalangi Kerusuhan di Kazakhstan, AS: Itu Klaim Gila Rusia!

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Ketika aksi demontrasi di Kazakhstan pecah menjadi sebuah bentrokan, sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki menegaskan bahwa Amerika Serikat (AS) tidak ada kaitannya dengan kerusuhan yang terjadi di negara itu.

“Kami memantau laporan protes di Kazakhstan. Kami mendukung seruan untuk tenang, bagi pengunjuk rasa untuk mengekspresikan diri mereka secara damai dan bagi pihak berwenang untuk menahan diri,” kata Psaki kepada wartawan selama pengarahan rutinnya.

“Ada beberapa klaim gila Rusia tentang AS berada di balik ini. Izinkan saya menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan bahwa itu benar-benar salah, dan jelas merupakan bagian dari pedoman disinformasi standar Rusia,” sambungnya, melansir New York Post, Kamis, 6 Januari 2022.

Beberapa jam sebelumnya, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengumumkan keadaan darurat ketika gedung-gedung pemerintah diserang dan dibakar di seluruh kota Almaty.

Segera setelah itu, pemerintah Perdana Menteri Askar Mamin mengumumkan pengunduran dirinya, tetapi Tokayev mengatakan para menteri akan tetap dalam peran mereka sampai kabinet baru terbentuk, sehingga tidak pasti apakah pengunduran diri akan berdampak signifikan.

Selain itu, Presiden Tokayev juga menyatakan keadaan darurat untuk seluruh negeri selama dua pekan, khususnya untuk ibu kota Nur-Sultan dan kota terbesar Almaty – yang memberlakukan jam malam, membatasi pergerakan ke dalam, dan sekitar kawasan perkotaan.

Aksi demonstasi yang berakhir ricuh itudipicu oleh kenaikan harga bahan bakar yang signifikan. Harga gas cair, terutama digunakan untuk pemanasan dan memasak, naik dua kali lipat menjadi 120 tenge atau 3,888 Rupiah per liter.

Di Kazakhstan, upah minimum adalah 42.500 tenge atau sekitar 1,4 juta Rupiah per bulan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Memperkokoh Kerukunan Menyambut Momentum Nataru 2024/2025

Jakarta - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, berbagai elemen masyarakat diimbau untuk memperkuat kerukunan dan menjaga...
- Advertisement -

Baca berita yang ini