Diklaim Lebih Cepat, Jabar Siapkan Drone untuk Semprot Disinfektan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JABAR – Pemprov Jawa Barat akan memanfaatkan kecanggihan teknologi, dalam hal ini drone atau pesawat tanpa awak, untuk menyemprotkan disinfektan ke seluruh wilayah secara lebih efektif dan cepat.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil alias Kang Emil mengklaim, penggunaan drone membuat pekerjaan penyemprotan dilakukan dalam waktu singkat, dengan tenaga yang tak banyak.

“Lima hektare bisa selesai dengan waktu cepat, ketimbang sambil jalan kaki pelan-pelan. Saya kira ini lebih efektif,” kata Kang Emil di Bandung, Selasa 31 Maret 2020.

Drone yang akan digunakan adalah jenis besar, dengan delapan baling-baling. Kemampuannya adalah membawa 15 liter cairan disinfektan, dengan keunggulan mampu menyemprot ke area yang selama ini sulit dijangkau secara manual.

“Kita gunakan dua cara, ada yang penyemprotan biasa ada juga untuk skala luas dan cepat yaitu drone disinfektan ini,” ujar Emil.

Tak lupa, Emil mengajak semua masyarakat untuk aktif mengambil peran dalam pencegahan Covid-19. Jika masyarakat atau komunitas ingin menjadi relawan di Jabar, Emil mengajak mereka agar mendaftar melalui aplikasi Pikobar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini