Di Bawah Trump Hubungan Rusia-AS Hancur

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sekutu setia Presiden Putin, Vladimir Zhirinovsky mengadakan pesta sampanye di Parlemen Rusia tahun 2016, bersulang untuk kemenangan pemilihan Presiden Donald Trump.

Trump resmi dinyatakan sebagai pemenang Pemilihan Umum Presiden Amerika (AS) usai meraih lebih dari 270 suara dalam Pemilihan Kolase atau Electoral College yang merupakan tahap lanjutan dari Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden AS.

Salah satu kandidat harus mengamankan setidaknya 270 suara untuk memenangkan pemilu ini. Dikarenakan Trump sukses mengamankan lebih dari 270 suara, maka konglomerat asal New York itu pun melenggang ke Gedung Putih.

Kembali kepada sosok Zhirinovsky. Pria berusia 74 tahun itu tampaknya mengubah arah politiknya. Anggotta parlemen veteran tersebut mengatakan para aktivis mudanya akan berada di luar kedutaan Amerika Serikat di Kota Moskow sambil meneriakkan “Take Biden and Trump Down!” menjelang pemilihan Selasa (3/11) nanti.

“Dia (Trump) tidak melakukan hal baik untuk kami!” tegas Zhirinovsky yang merupakan Ketua Partai Demokrat Liberal Rusia, melansir Reuter, Jumat, 30 Oktober 2020.

“Tetapi kami bertindak sesuai dengan pepatah Rusia bahwa Anda memilih yang lebih kecil dari dua kejahatan. Biden merupakan kejahatan yang terlalu besar,” sambungnya.

Sementara Kepala Dewan Urusan Internasional Rusia, Andrei Kortunov mengatakan, di bawah pemerintahan Donald Trump hubungan bilateral antara Rusia dan AS berada di titik terburuk.

“Di bawah Trump, pada dasarnya semua pilar hubungan telah hancur. Kami mengalami perang diplomatik, kedua kedutaan menjadi seperti benteng yang terkepung. Dan diplomasi dalam arti digantikan oleh sanksi,” tutur Kortunov.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini