Derby Milan Dipastikan Tetap Main, Tapi Tidak di Lapangan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dua rival abadi sekota AC Milan dan Inter Milan dipastikan akan tetap menjalani laga panas Derby della Madoninna pada Sabtu 11 April 2020, meski pandemi Covid-19 belum mereda di Italia.

Namun, kali ini Derby Milan tak digelar di lapangan hijau atau Stadion San Siro sebagai kandang kedua klub, melainkan hijrah ke panggung virtual di kanal olahraga DAZN melalui permainan Pro Evolution Soccer (PES) 2020.

Bahkan, kedua klub dilaporkan telah menyepakati laga panas itu via virtual. AC Milan mengutus wakilnya, yakni Rafael Leao, sementara Inter mengirimkan Sebastian Esposito untuk bertanding.

Derby della Madoninna edisi virtual itu akan dimainkan pada Sabtu 11 April pukul 12.30 waktu setempat atau sekira pukul 17.30 WIB yang disiarkan langsung oleh DAZN serta kanal resmi masing-masing klub.

Laga ini akan menghadirkan Stefano Borghi sebagai komentator didampingi reporter Diletta Leotta selama pertandingan antara Leao vs Esposito berlangsung.

“Menyenangkan bisa mewakili tim melawan Sebastiano di PES. Saya ingin menang, tapi yang terpenting bagaimana tetap berada dekat dengan penggemar di masa-masa darurat seperti ini,” ujar Leao, mengutip laman resmi klub.

Liga Italia Serie A hingga kini masih ditangguhkan sebagai dampak dari pandemi virus corona. Pandemi membuat banyak ajang olahraga memilih hijrah ke esports untuk menghibur para penggemarnya ketika pertandingan tidak memungkinkan digelar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini