MATA INDONESIA, DHAKA – Aksi demonstrasi terkait dugaan penistaan Al-Quran di sebuah kuil Hindu di Bangladesh berakhir ricuh. Setidaknya tiga pengunjuk rasa tewas dan sejumlah orang lainnya – termasuk polisi, mengalami luka-luka.
Insiden penistaan Al-Quran terjadi di tenggara ibukota Dhaka, Bangladesh, di distrik Comilla pada Rabu (13/10) pagi waktu setempat. Aparat penegak hukum menembakkan gas air mata dan menembaki massa yang marah untuk mengendalikan situasi, memicu bentrokan antara massa dan polisi yang menewaskan tiga orang di Hajiganj.
Salah satu pengunjuk rasa meninggal di tempat, sementara dua lainnya meninggal karena luka-luka mereka di rumah sakit, kata pejabat kesehatan kepada Anadolu Agency.
“Situasi di kabupaten ini sudah terkendali. Kami bekerja untuk menjaga perdamaian dan kerukunan beragama di distrik tersebut,” kata Anjana Khan Majlish, Wakil Komisaris Chandpur.
“Anggota penegak hukum tambahan dikerahkan untuk menghindari situasi yang tidak diinginkan, dan pasal 144 telah diberlakukan untuk memulihkan hukum dan ketertiban,” sambungnya.
Banyak orang juga terluka dalam bentrokan di distrik Comilla, Chattogram, Kurigram, dan Moulvibazar di mana kuil-kuil Hindu dirusak, menurut laporan media setempat.
Dalam sebuah pernyataan video, Menteri Agama Md. Faridul Haque Khan mengatakan bahwa pemerintah mengetahui laporan dugaan penodaan Al-Qur’an dan mengarahkan pihak berwenang setempat untuk menyelidiki insiden tersebut.
Menanggapi permintaan pemerintah distrik dan di bawah arahan Kementerian Dalam Negeri, Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) dikerahkan di berbagai distrik di seluruh negeri untuk memastikan keamanan Durga Puja.
Para penjaga telah dikerahkan di 22 distrik, termasuk distrik Comilla, Direktur Operasi BGB Letnan Kolonel Faizur Rahman mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa pasukan juga akan dikerahkan di ibukota Dhaka jika ada permintaan dari otoritas terkait.