Dear Lion Air, Kondisi Pasar Tak Stabil! Jangan Buru-buru IPO

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Perusahaan maskapai penerbangan Lion Air Group atau PT Mentari Lion Airlines berencana untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat skema Initial Public Offering (IPO).

Bahkan menurut info dari Reuters, rencana IPO Lion Air ini bertujuan untuk mengumpulkan dan sebesar 1 miliar dolar AS atau setara Rp 14 triliun (1 dolar AS= Rp 14.000). Aksi korporasi ini sudah mengemuka sejak 2014, namun kandas.

Begitu juga di tahun 2016 kembali tertunda karena kondisi pasar yang lesu. Kini, IPO Lion Air kembali mengemuka pada awal tahun 2019.

Perusahaan milik Rusdi Kirana ini dikabarkan mulai mengerjakan proses IPO. Menanggapi rencana tersebur, analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan bahwa biasanya di hari-hari awal perdagangan saham-saham yang baru IPO, transaksinya bakal ramai.

Namun soal target Rp 14 triliun, kata dia, akan susah untuk dicapai lantaran kondisi pasar saham saat ini masih belum menentu atau volatil. “Mungkin gak sepenuhnya, hanya di kisaran Rp 7-8 triliun saja. Tergantung berapa jumlah saham yang beredar nanti,” kata dia kepada MINEWS di Jakarta, Rabu 10 Oktober 2019.

Selain itu, William menambahkan alasan lainnya karena umumnya saham-saham sektor maskapai sejauh ini tak liquid (menarik), dibanding saham-saham sektor lainnya sehingga akan menjadi pertimbangan investor untuk berinvestasi di sana.

“Nah untuk jangka panjang, kenaikan harga avtur tentu akan menjadi pertimbangan investor untuk mengoleksi saham ini. Yang bisa dilakukan Lion air adalah menaikkan income yaitu dengan menambah rute,” ujar dia.

Berita Terbaru

Kecelakaan Bus di Ciater jadi Sorotan, Disdik Sleman Perketat Izin Study Tour Sekolah

Mata Indonesia, Sleman - Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman menetapkan aturan ketat bagi sekolah yang ingin melaksanakan kegiatan seperti study tour atau outing class. Setiap sekolah wajib mengajukan izin kepada Disdik Sleman sebelum melakukan kegiatan tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini