Data Kematian Adalah Indikator Epidemiologi Utama Wabah Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Data kematian merupakan indikator epidemiologi utama untuk menilai berbagai penyakit seperti wabah Covid-19. Jika terjadi kesalahan, proses inputnya diperbaiki.

Hal itu diungkapkan ahli penyakit paru, dr. Tjandra Yoga Aditama dalam pernyataan yang dilihat Mata Indonesia News, Rabu 11 Agustus 2021.

“Indikator angka kematian diperlukan untuk menilai situasi epidemiologi,” ujar mantan Direktur WHO Asia Tenggara tersebut.

Maka, jika data yang tersedia tidak baik selayaknya harus diperbaiki, sebab kematian adalah indikator epidemiologi utama untuk menilai berbagai penyakit.

Saat ini, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia terhitung tinggi karena masih di atas 1000 orang per hari.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi yang menjadi koordinator pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali, Luhut Binsar Panjaitan menyatakan akan menghapus angka kematian dengan alasan selalu terjadi masalah dalam meng-input data.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini